Malam itu kami berjalan kaki menembus dinginnya angin malam di musim gugur, menuju Euro. Restoran dan bar ini serba putih, terletak memanjang tak bertingkat. Barnya tampak sepi, namun ada beberapa orang di area restorannya.
Saat melihat papan bertuliskan 'Euro: World's Top 50 Restaurant', langkah kami semakin cepat dan bersemangat. Perjuangan kami menahan dingin rasanya akan terbayar lunas dengan hidangan kreasi sang pemilik, Simon Gault, yang juga top chef di Selandia Baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kami mengawali santap malam istimewa ini dengan Euro Peking Duck (NZ$ 26). Baobing, crepe lembut khusus untuk menyantap bebek Peking, disajikan di wadah dimsum yang terbuat dari anyaman bambu. Kamipun meracik: selembar baobing diberi daging bebek, potongan mentimun, dan daun bawang.
Tak lupa, saya menambahkan coleslaw (salad kol), cashew dukka (cincangan kacang panggang), dan saus hoisin, lalu menggulungnya seperti lumpia. Kress... Renyah, empuk, enak, semuanya berpadu harmonis di mulut!
Empuk gurih daging bebeknya langsung terasa sejak pertama kali kami mengunyah. Saus hoisin yang manis kental dan daun bawang menguatkan citarasa oriental hidangan ini. Makin lengkap dengan tekstur kriuk timun segar dan kacang mete yang gurih.
Beralih pada Indian Tuna Tartare (NZ$ 23). Keripik kentang disajikan dengan tartare berwarna oranye serta cincangan tuna segar yang dicampur tuna roe (telur ikan tuna). Kriuk keripikpun diikuti dengan tartare paprika yang lembut sedikit pedas serta gurih daging tuna.
Untuk menu utama, kami memesan Seared Tuna Medallion (NZ$ 43.5) dan Blackmore Wagyu Rump steak (NZ$ 75). Saat dibelah, bagian tengah tunanya tampak masih pink sementara bagian luarnya pucat. Taburan sea salt terasa pada dagingnya yang empuk dan juicy. Salad quinoa yang dicampur dengan kucai, paprika, king crab, dan mangga menghadirkan citarasa eksotis yang melengkapi tuna.
Makan besar kami dilanjutkan dengan wagyu steak berskor marbling 9+ seberat 350 gram. Semakin istimewa karena sapi yang diberi pakan padi-padian ini berumur 650 hari. Hmm... Permukaan dagingnya yang berwarna cokelat mengilat menerbitkan liur.
Tingkat kematangan medium membuat bagian tengah steak masih berwarna kemerahan dan juicy, sementara terdapat bekas bakaran yang smoky di permukaannya. Lapisan lemak pada daging rump terasa meleleh di mulut. Makin mantap dicocolkan ke saus bernaise yang gurih asin atau pesto yang gurih mayo.
Sebelum berlanjut ke hidangan penutup, saya membilas mulut dengan mocktail Revival (NZ$ 7.50). Kandungan alkohol pada cocktail diganti sedemikian rupa dengan chamomile-infused English breakfast tea, campuran pir, dll. Rasanya segar sedikit asam dengan jejak aroma teh. Sungguh semerbak!
Lidah menjilat-jilat bibir saat Kaffir Lime Panna Cotta (NZ$ 17) yang cantik tersaji. Wah, paduan macam-macam tekstur, aroma, dan rasa membuat hidangan ini menjadi favorit saya!
Panna cotta lembut beraroma jeruk purut disuapkan bersama sorbet leci yang wangi. Leci dan raspberry kering serta meringue menambahkan tekstur renyah manis, ditambah kenyal garing rose pearl.
Chocolate pudding (NZ$ 17) nya pun unik. Di bayangan kami yang hadir adalah puding lembut yang disajikan dingin, namun ternyata salah. Puding yang dimaksud ternyata chocolate lava cake atau hot pudding dengan bagian tengah yang meleleh saat dibelah.
Cake hangat ini disajikan bersama es krim cokelat dan remahan biskuit cokelat. Sebagai penyeimbang rasa cokelat yang pekat, di piring tersaji marshmallow leleh rasa mint. Perpaduan yang cantik di mulut antara cokelat dan peppermint!
Euro adalah restoran pertama di Selandia Baru yang berhasil masuk daftar 50 restoran terbaik dunia versi majalah Conde Nast Traveler. Datanglah ke sini pada sore hari, di mana Anda bisa bersantap sambil memandangi matahari tenggelam di peraduan dari pinggir dermaga.
Euro Restaurant & Bar
Princes Wharf, Shed 22
147 Quay Street
Auckland Central, Auckland
Selandia Baru
Telepon: 09-3099866
Email: reservations@eurobar.co.nz
(fit/odi)