Rumah makan khas Aceh yang berada di kawasan Radio Dalam. Rumah makan Ayam Tangkap Blang Bintang belum lama dibuka. Karena ingin sekedar melepas kerinduan pada hidangan khas Aceh jadilah kami singgah. Rumah makannya tampil serba putih, menempati bangunan ruko yang padat.
Daftar menu selain ada di lembaran juga tertulis di papan tulis hitam yang menggantung di sisi tembok. Beragam menu yang ditawarkan diracik dengan rempah khas Aceh, mulai dari ayam tangkap, ayam goreng khas Aceh, kari beulangong, sambal ganja hingga timphan dan leumang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekilas jajanan pasar khas Aceh ini mirip kue pisang yang dibungkus dengan daun pisang muda. Namun ukurannya lebih panjang sekitar 10 cm. Timphan (@Rp. 4.000) ada dua, yang dari tepung ketan hitam dan putih. Teksturnya, begitu lembut dan mulur, isiannyapun tidak terlalu manis.
Wah, aroma wangi rempah langsung tercium saat pesanan disajikan panas mengepul di atas meja. Lengkap dengan nasi putih yang hangat. Ayam Tangkap (Rp. 38.000 yang jadi ciri khas makanan Aceh disajikan dalam piring oval putih.
Aroma wangi daun kari langsung menusuk hidung. Hidangan ini sangat sederhana, daging ayam yang dipotong kecil-kecil di bumbui dan digoreng hingga kering. Kemudian dipadukan dengan daun jeruk, daun pandan, serai dan daun kari, tak lupa ditambahkan juga cabai hijau keriting. Semuanya digoreng hingga kering. Meskipun tampilannya mirip seperti sampah, namun aroma sedapanya sangat menggiurkan!
Daging ayamnya begitu gurih dan empuk, menebar aroma daun kari yang khas. Bumbu ungkepnya meresap sempuran begitu juga dengan aroma daun karinya. Disuap dengan nasi putih jadi lengkap sedapnya.
Sambal ganja yang tak terbuat dari daun ganja tetapi dari udang dan belimbing sayur disajikan dalam mangkuk mungil. Ah, rasanya gurih-gurih asam. Cocok juga dinikmati dengan ayam yang gurih wangi. Aym Tangkap setengah ekor yang dipotong kecil-kecilpun perlahan tandas dari piring sajinya.
Seporsi gulai ayam bak kalu (Rp. 37.500) berupa setengah ekor ayam disajikan di dalam piring dengan kuah gulai yang berlimpah. Kuahnya berwarna kuning kunyit dengan jejak minyak kemerahan, aromanya harum bunga kecombrang yang jadi bumbunya tercium kuat.
Wh, kuahnya sangat gurih dengan jejak asam hangat kecombrang yang sedap. Ayamnya lembut, empuk dan gurih. Resapan bumbu di sela-sela tulang ayam membuat sajian ini makin mantap. Karenanya nasi putihpun cepat habis disuap mengiringi ayam yang hangat sedap ini.
Semburta hangat mulut dan tenggorokan pun kami bilas dnegan Es timun cincaupun (Rp. 15.000) Timun yang diserut halus ini dipadukan dengan cincau hitam yang dipotong dadu. Tidak terlalu manis namun menebar aroma timun dan jeruk nipis yang segar. Slrrup!
Ceuneucah, rujak serut khas Aceh jadi pencuci mulut. Rujak ini berisi nanas pepaya muda, mentimun, bengkuang dan bertabur kacang tanah cincang. Disajikan di atas gelas koktail buah dan ditambahkan es. Rasa dingin, manis dan segarnya menuntaskan sisa rempah di mulut. Wah, sedapnya! Kalau ingin menyantap yang hangat sedap siang ini, mampir saja ke sini!
Ayam Tangkap “Blang Bintang” Khas Aceh
Jl. Kyai Haji Ahmad Dahlan No.30
Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, 12130
Telp. 081318411814
(dyh/odi)