Kagak Ade Duenye! Kecut Segar Sayur Asem Racikan Haji Matali

Kagak Ade Duenye! Kecut Segar Sayur Asem Racikan Haji Matali

- detikFood
Selasa, 29 Mei 2012 11:01 WIB
Foto: Detikfood
Jakarta - Rindu makan sayur asam yang enak? Di sini sayur asam khas Betawi diracik dengan bumbu sederhana resep Haji Matali. Asam segar kuahnya diiringi krenyes sayuran. Ditambah pepes tahu, bawal goreng plus sambal ulek. Nasi sepiring dijamin kurang. Ayo mampir!

Mungkin di dunia ini hanya ada satu Jalan Sayur Asem, yakni di Joglo, Jakarta Barat. Tentunya penamaan jalan ini tidak sembarangan, melainkan punya riwayat. Ternyata, nama ini berasal dari warung makan Betawi yang terletak di samping jalan tersebut. Ya, Rumah Makan Sayur Asem Betawi Haji Matali memang begitu tersohor ke seantero Jakarta.

Dari luar, Anda akan mengenali rumah makan ini dari parkirannya yang selalu penuh pada jam makan siang. Tak hanya warga sekitar yang mampir ke sini, pria dan wanita perlente yang membawa mobil pribadi juga ikut berbaur dengan pengunjung lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka duduk di bangku-bangku panjang, berbagi meja dengan pelanggan lain. Kaki mereka memijak lantai tanah. Di sekeliling mereka terdapat dinding kayu bergaya Betawi serta etalase kaca tempat memajang lauk di sebelah kiri. Semuanya terlihat sederhana. Ah, layaknya sedang makan di rumah haji Matali!

Tiba di sini, langsunglah cari tempat duduk sebelum diambil orang. Setelah itu, pesan makanan kepada pelayan berkaos biru. Pilih saja lauk berupa ikan goreng, pepes, tahu dan tempe goreng, atau bakwan udang. Jangan lupa pesan sayur asemnya. Tak perlu menunggu lama, pesanan dalam beberapa menit langsung tersaji di meja.

Sepiring sayur asem hangat (Rp 5,000) jadi hidangan pembuka. Kacang panjang, jagung manis, melinjo, kacang tanah, dan terung hijau bulat diguyur dengan kuah bening. Rasanya asam menyengat! Rupanya, rasa asam ini didapat dari buah asam mentah yang dimemarkan dan direbus dalam kuahnya. Bumbunya pun tak macam-macam, hanya garam, bawang, dan cabai. Pantas ada sedikit terlacak rasa pedas. Sluuurpp... Asam, segar, dan sangat cocok dihirup saat udara gerah.

Nasi putihnya (Rp 5,000) cocok buat si gembul karena porsinya yang besar. Nasi ini dimasak dengan cara tradisional dan didinginkan dengan cara dilempar-lempar di wadah nasi besar. Untuk lauknya, saya memesan ikan bawal tawar goreng (Rp 7,500). Ikan yang digoreng dengan bumbu bawang inipun renyah gurih. Disuap dengan nasi hangat terasa sedap.

Renyah gurih daging ikan ini masih ditambah dengan sirip dan ekornya yang juga renyah. Jadi makin asyik dikunyah. Bakwan udangnya (Rp 7,500) berukuran sedang. Isi udangnya lumayan banyak, renyah gurih saat digigit. Sedapnya!

Sebagai teman makan, saya mencomot tempe goreng yang besar (Rp 1,500). Masih kurang juga? Selain goreng-gorengan, ada pepes tahu (Rp 7,500). Di dalamnya ada kemangi, sedikit jamur tiram, serta irisan cabe. Lauk sederhana rumahan khas Betawi ini memang pas buat makan siang.

Usai bersantap besar, otak-otak ikan tenggiripun jadi penutupnya (Rp 2,000/buah). Setelah menelanjangi lapisan daunnya, otak-otak yang kenyal wangi ini makin dahsyat dicelup ke saus kacang yang pedas gurih. Semua rasa pedas gurihpun lenyap dibilas segelas es teh manis (Rp 3,000).

Warung makan ini sudah ada sejak 1970-an. Kalau mau menikmati berbagai pilihan lauk pauk, datanglah sebelum jam 02.00. Pasalnya, setelah lewat jam makan siang, lauk pauk habis diserbu para pengunjung. Pastinya bakal menyesal jika kebagian nasi dan tempe goreng, tanpa mencicipi sayur asem legendaris bikinan Haji Matali!

(fit/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads