Dari Laut Langsung ke Meja

Dari Laut Langsung ke Meja

- detikFood
Kamis, 09 Feb 2012 11:16 WIB
Foto: Bondan Winarno
Jakarta - Portofino adalah sebuah desa kecil di Italia yang selalu saya rindukan. Desa nelayan berpenduduk kurang dari 500 orang di sebelah Tenggara Genoa ini memang punya reputasi internasional karena keindahan yang memukau ke arah laut lepas Mediterania yang membentang. Tidak heran bila banyak orang kaya punya villa di sini. Di sini juga banyak butik eksklusif, seperti: Louis Vuitton, Channel, Gucci, Panerai (arloji militer Italia yang harganya antara Rp 60-150 juta), dan lain-lain.

Wisatawan lokal biasanya datang ke sini untuk berziarah melihat patung Yesus Kristus yang dibangun di bawah laut pada kedalaman 17 meter. Ketika Gwen, anak saya, masih kecil dulu, ia sangat takut melihat patung Yesus di bawah laut yang tampak seperti hendak menjangkaunya.

Di Portofino yang indah ini, restoran favorit saya adalah Puny. Di musim panas, tempat duduk terbaik adalah di luar restoran, memandang ke laut lepas. Tetapi, ketika cuaca mulai dingin dengan embusan angin yang menggigilkan, tidak ada pilihan selain duduk di dalam restoran yang hangat. Restoran kecil ini termasuk jenis fine dining, tetapi harganya tidak berlebihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kunjungan terakhir ke sini, saya memesan masakan khas yang dikenal dengan nama Pesce al Sale – secara harafiah diterjemahkan sebagai: ikan dalam garam (Eu 25, sekitar Rp 300ribu). Cara masaknya memang sesederhana itu. Ikan utuh tanpa dibuang sisiknya, dibungkus dalam garam laut kasar, lalu dipanggang dalam oven. Karena sisiknya tidak dibuang, maka asinnya garam tidak menembus ke dalam ikan.

Menurut resep tradisional Italia, petunjuk masaknya sangat gampang: langsung dari laut ke meja makan. Ikannya harus sangat segar. Tidak perlu dibuang insangnya. Tetapi, bagian perutnya boleh dibuang, dan diisi dengan setangkai rosemary, dua siung bawang putih, dan sedikit minyak zaitun.

Ikan yang dimasak seperti ini juga kita temui dalam kultur kuliner Prancis, Turki, dan Yunani. Bedanya, bila di Italia langsung disajikan dengan sedikit minyak zaitun, di Prancis dan Turki biasanya disajikan dengan mayones yang di-flambe dengan licquor.

Di Puny, hari itu ikan segar yang tersedia adalah orata (seabream). Ikan ini jenisnya mirip kakap, dan juga mirip seabass (dalam bahasa Italia disebut spigola). Jadi, kalau di kartu menu Anda membaca Spigola al Sale atau Orata al Sale, maka Anda telah menemukan hidangan khas ini.

Sekeluar dari oven, ikan yang masih terselimuti garam yang telah mengeras ini dibawa ke meja tamu. Dengan menggunakan palu kecil, salut garamnya dipecahkan oleh pramusaji, dan daging ikan yang sudah matang kemudian ditata di piring. Penyajiannya pun sangat sederhana. Hanya disajikan dengan sebutir kentang rebus. Tetapi, justru kesederhanaan sajian inilah yang membuatnya sederhana. No frills! Simply great food served at its best.

Daging ikannya lembut, sedikit lebih kering bila dibanding ikan kukus. Karena nyaris tanpa bumbu, rasa alamiah protein laut ini tampil cantik. Mak nyuss!

Sesuai dengan tempatnya yang di tepi laut, tentu saja Puny juga menyajikan berbagai hidangan seafood berkualitas. Istri saya memesan risotto udang rasa kari yang sungguh istimewa. Hidangan seafood yang populer di restoran adalah Frittura di Mare, yaitu berbagai jenis seafood – ikan, udang, cumi-cumi – goreng tepung, disajikan dengan saus tartar. Bila seafood-nya dibakar atau dipanggang, namanya Griglia Mista di Mare.

Jangan lupa bawa uang tunai, karena dari dulu restoran ini tidak pernah mau menerima kartu kredit. Tetapi, jangan khawatir. Di sebelah restoran ada mesin ATM yang dapat dipakai untuk menarik dana dengan menggunakan kartu ATM bank Anda di Indonesia.

Ristorante Puny
Piazza Martiri dell'Olivetta 5
Portofino Mare, Italia
+330185 269037


(dev/dev)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads