Karena itu, sekalipun tempatnya agak jauh di luar kota Denpasar, saya pun akhirnya menyempatkan diri singgah ke situ. Sekalipun alamatnya tidak jelas, tetapi, ternyata, sangat banyak orang mengenal warung nasi yang terkenal ini.
Warungnya sudah buka sejak pukul 10 pagi. Maklum, karakteristik pelanggannya memang sudah memerlukannya untuk early lunch, khususnya para pengemudi kendaraan yang ramai melintas di jalan itu. Warga desa pun merupakan pelanggan terbesar dari warung ini. Sekitar pukul 1 atau 2 siang, warungnya sudah tutup karena jualannya habis. Dalam waktu 3-4 jam saja, sekitar 200 porsi nasi terjual di warung ini β baik yang dimakan di tempat maupun yang dibungkus dan dibawa pergi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Warung Nasi Blayu ini, sambal matahnya memakai kecicang β yaitu bahasa Bali untuk menyebut bunga kecombrang atau honje. Kecicang yang dirajang halus ini menciptakan aroma yang harum, serta citarasa asam segar yang sungguh indah. Mak nyuss!
Kunci keistimewaan sajian ini adalah sambal bejeknya yang senantiasa segar. Hampir tiap 15 menit, batch baru sambal bejek dibuat, dan dicampur dengan suwiran ayam. Men Kasih dan Pan Wiwin seperti tidak habis-habisnya bekerja memproduksi sambal bejek terus-menerus. Freshness dari sambal bejek itulah yang menjadi standar mutu Warung Nasi Blayu.
Lauk lainnya adalah tum ayam β yaitu pepes ayam cincang yang dikukus dalam daun pisang, krupuk kulit ayam yang renyah kriuk, dan kuah soto ayam. Lauk-pauk ini sebenarnya hanya merupakan pelengkap tekstur dalam porsi komplet itu.
Warung nasi yang sudah bertahan selama tiga generasi itu kini sudah makin luas pelanggannya. Bukan lagi hanya warga desa dan para pengemudi yang melintas jalan ini, tetapi juga para foodies dari tempat-tempat jauh yang sudah mengenali reputasi sajian warung sederhana ini.
Sambel Bejek
Warung Nasi Blayu
Banjar Gunung Siku
Mengwi, Bali
0361 8623310
(dev/Odi)