Di Pondok Indah, mungkin Anda sering melewatinya dan melihat papan nama bertulisan De Hooi ini. Papan itu jugalah yang akhirnya "melambai" saya untuk singgah. Resto atau tempat indehoi, sih?
Secara penampilan, Cafe de Hooi memang sangat mirip dengan kafe dan pub serupa yang banyak dijumpai di Belanda dan negara-negara Eropa lainnya. Di bagian tengahnya ada meja bar yang panjang. Dan di sisinya ditata meja-meja untuk mereka yang makan. Fokusnya memang lebih pada bar, dengan menu terbatas untuk sekadar mengisi perut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekalipun bernama dan bergaya Belanda, de Hooi ternyata tidak banyak menawarkan menu khas tradisional Belanda. Selain bitterballen dan frikandel yang sudah disebut, hanya ada broodje kroket dan garden pea soup yang mewakili kuliner Negeri Keju itu. Hutspot dan stamppot tidak tersedia – just in case Anda mengingininya.
Garden pea soup-nya (Rp 35 ribu) cukup mendekati versi asli ewrtensoep khas Belanda. Ada aroma bacon dan smokiness dari irisan smoked sausages dalam sup kental dari kacang polong ini. Seandai warnanya lebih hijau dan konsistensinya lebih kental, pasti akan menjadi sajian sempurna. Memang, di Belanda, ewrtensoep sering dianggap sebagai meal dalam porsi besar – disantap dengan roti – bukan sekadar sup.
Saya memesan Australian Meat Pie – juga dikenal dengan sebutan shepherd's pie atau sheppard's pie (Rp 60 ribu). Porsinya sangat Australia. Mashed potato-nya sangat banyak, dengan saus jamur dalam jumlah yang cukup untuk menghabiskan porsi besar itu. On the side, sayur kukus sebagai pelengkap sajian. Sayangnya, daging cincang di dalam pie tidak cukup banyak untuk mengimbangi porsi kentang ongklok itu. Kulit pie-nya garing, tetapi kurang renyah. Tetapi, model begini inilah sebetulnya yang justru autentik untuk kafe dan pub serupa di Eropa sana. Kualitas makan siang untuk kelas pekerja.
Pilihan main course lainnya adalah: bangers and mash (sosis panggang, kentang ongklok, green peas, dengan saus bawang, Rp 60 ribu), fish and chips (Rp 60 ribu), chicken schnitzel (Rp 80 ribu), beef tenderloin (Rp 150 ribu), T-Bone steak (Rp 135 ribu).
Tidak suka makanan Barat? Jangan khawatir. De Hooi juga menyediakan kwetiauw goreng (Rp 55 ribu), nasi goreng seafood (Rp 50 ribu), nasi kari kambing (Rp 75 ribu), dan sop buntut (Rp 75 ribu).
Kafe ini buka sejak pagi untuk melayani "jemaat" sarapan pagi. Makan siang kebanyakan diramaikan oleh orang-orang kantoran. Malam hari ia berubah menjadi kafe dan bar yang seronok. Pada malam akhir pekan juga ada live band yang membuat tempat ini makin meriah. Ya, semacam tempat indehoi, lah.
Cafe De Hooi
Plaza II Pondok Indah
Metro Duta Raya Blok B4 No. 31
Jakarta Selatan
021 7500742
(dev/Odi)