Orang Italia Suka Makan Daging Kuda

Orang Italia Suka Makan Daging Kuda

- detikFood
Jumat, 07 Jan 2011 11:07 WIB
Jakarta - Di antara orang Eropa, orang Italia dikenal paling suka makan daging kuda. Menurut FAO, setiap tahun di Italia dijagal lebih dari 200 ribu ekor kuda. Pasokan dalam negeri tidak pernah mencukupi, sehingga kuda selalu juga diimpor dari beberapa negara Eropa Timur. Tidak heran bila kesukaan yang berlebihan ini akhir-akhir ini mulai banyak mendapat tentangan. Salah satu partai oposisi di Italia, misalnya, tahun lalu telah mengimbau diberlakukannya larangan untuk menjagal kuda. Menurut partai ini, kuda harus diperlakukan seperti hewan peliharaan lain, antara lain: anjing dan kucing.
   
Secara tradisional, daging kuda di Italia sering dipakai untuk membuat salami - semacam susis dari potongan daging dan lemak. Di Veneto, kalau kita membeli salami, hampir dapat dipastikan salami-nya dibuat dari daging kuda. Daging kuda juga sering diawetkan menjadi bressaola (semacam daging kering) yang kemudian diiris tipis-tipis. Sekarang, daging kuda juga banyak disajikan sebagai carpaccio - irisan tipis daging mentah - sebagai antipasto (appetizer).
   
Daging kuda khususnya populer di Venezia dan Verona. Di Verona, misalnya, ada sajian khas bernama pastissada - semacam semur dari daging kuda. Beberapa tahun yang lalu, saya juga sempat mencicipi antipasto yang dibuat dari semacam abon daging kuda (sfiaggi di cavallo) - disajikan di atas salad rucola.
   
Belum lama ini saya sempat makan siang di Alla Lega, sebuah restoran yang menempati bangunan tua di Arco, sebuah desa yang punya reputasi dunia (tiap tahun ada kejuaraan dunia panjat tebing di desa ini). Selain bangunan dan interiornya yang antik, restoran ini juga mengedepankan banyak menu tradisional. Di Arco, Alla Lega mempunyai reputasi sebagai restoran terbaik.
   
Karena kebetulan saya sering berlibur di Arco, saya sudah cukup familiar dengan menu Alla Lega. Beberapa menu tradisional yang saya sukai di sini adalah strangolapretti - yaitu bayam cincang yang dicampur keju parut dan tepung roti. Canederli-nya juga istimewa. Ini adalah makanan khas Tirol, seringkali disajikan secara in brodo (pakai kuah seperti sup pangsit, orang Jerman menyebutnya knoedel). Menu lain kesukaan saya di sini adalah keju panggang (formaggio misto alla griglia, berbagai jenis keju di-grill) dan disajikan dengan verdure alla griglia (grilled vegetables).
   
Menu khas Alla Lega yang sesuai dengan topik kita ini adalah Filleto di Cavalo alias steak daging kuda (Eu 19 = sekitar Rp 250 ribu). Seperti kebiasaan Italia, steak kuda sekitar 300 gram ini hanya dibakar dengan sedikit garam, dan disajikan dengan seiris lemon. Tidak ada kondimen lain. Contorni (side dish)-nya adalah berbagai sayuran (tomat, kembang kol, zucchini, wortel). Bila dikehendaki, juga bisa dipesan polenta (bubur jagung) atau kentang goreng. Tetapi, karena orang Italia biasanya sudah makan primo piatto berupa pasta atau risotto sebelumnya, maka daging atau ikan biasanya hanya disantap dengan sayur.
   
Tekstur steak kuda ini memang tidak selembut daging sapi. Seratnya agak kasar, tetapi secara umum citarasanya memang agak mirip daging sapi. Warna dagingnya lebih gelap dibanding daging sapi, tetapi tidak ada aroma "aneh" seperti yang saya temui bila makan sate kuda di Yogyakarta, atau coto kuda di Sungguminasa, dekat Makassar. Top markotop!
   
Di Jakarta, bila dipesan khusus, Anda dapat mencicipi steak kuda di Java Bleu. Kalau tidak salah ingat, Antoine Audran - pemilik Java Bleu - mengimpor daging kudanya dari Prancis. Maklum, orang Prancis juga suka makan daging kuda.

Alla Lega
Via Vergolano 8
Arco, TN, Italy
+39464 516205
www.ristoranteallalega.com


(eka/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads