Nuansa Tempo Doeloe di Bumi Beringin

Nuansa Tempo Doeloe di Bumi Beringin

- detikFood
Jumat, 04 Mei 2012 11:07 WIB
Manado - Anda mengalami deja vu ketika masuk ke restoran ini? Ah, mungkin Anda sebelumnya pernah berkunjung ke Kembang Goela, Mera Delima, atau Bunga Rampai di Jakarta? Tidak salah lagi, keempat restoran ini memang basudara.

Bumi Beringin berlokasi di sebuah rumah lama berarsitektur tropis di lereng bukit dengan panorama indah Teluk Manado menghampar di bawah. Kalau ingin suasana romantis, datanglah petang hari menjelang senja untuk menikmati teh dan jajanan ringan di halamannya yang amat luas, sebelum kemudian pindah ke dalam untuk santap malam. Mau lebih romantis lagi? Mintalah agar sebatang liling dinyalakan di meja Anda.

Awali santap malam dengan salad buah atau salad entjim yang menyegarkan. O, ya, untuk mempertegas suasana "tempo doeloe", semua menu di sini dicantumkan dalam ejaan Van Ophuyzen - yaitu ejaan lama bahasa Indonesia sebelum Proklamasi Kemerdekaan. "Oe" untuk "u", "tj" untuk "c", dan "dj" untuk "j". Oedji tjoba untuk ujicoba. Paham?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk sup, ada pilihan soep boentoet non ketjil dan asem-asem iga (Rp 55 ribu). Bila suka buntut yang digoreng, namanya adalah soep boentoet njonja besar.

Favorit saya di sini untuk makan siang maupun makan malam adalah dendeng balado (Rp 50 ribu). Proses pembuatannya sangat kreatif untuk membuatnya tampil beda. Daging sapi beku diserut (shaved) tipis-tipis hingga mirip carpaccio, dibumbui, lalu digoreng cepat. Hasilnya adalah "kripik daging" yang sungguh renyah dan berbumbu gurih dengan semburat citarasa ketumbar yang indah. Dendeng tipis ini kemudian disiram dengan bumbu balado rasa bawang merah yang sangat pas di lidah. Mak nyuss!

Karena saya tidak pernah melewatkan dendeng balado ini - baik di Kembang Goela, Bunga Rampai, maupun Bumi Beringin - maka lauk lain yang saya pesan biasanya harus padan dengan dendeng balado ini, misalnya: kangkoeng belatjan, oedang kremes, dan tahoe telor bledek.

Bumi Beringin juga menghadirkan berbagai masakan Manado pilihan, seperti: ikan tude bakar rica, tumis sayur paku, perkedel milu, atau telur cakalang woku. Juga ada mi cakalang.

Kalau karena sesuatu hal Anda datang jomblo alias sendirian, atau teman Anda tidak cocok dengan makanan yang Anda ingini, di Bumi Beringin juga ada berbagai individual platters, seperti nasi idjo komplet, nasi goreng waraney, nasi goreng Djembatan Mera, atau nasi toes toes. Yang terakhir ini sungguh sangat unik. Mirip dolsot bibimbap dari Korea. Hidangan nasi ini disajikan di sebuah cobek cekung dari batu yang dipanasi, sehingga bagian nasi yang menempel menjadi berkerak. Di atas nasi adalah serpihan cakalang dan roa fufu. Dicampur dulu sebelum makan, agar lebih banyak bagian nasi yang menempel di cobek batu panas.

Nama-nama minuman untuk mendampingi santap malam juga lucu-lucu. Berikut ini adalah contoh nama beberapa mocktails (cocktails nir-alkohol): djoewita malam, selendang soetra, djoes kemoening, es djangan ditanja, es bendera, djoes lima njonja (rata-rata Rp 25 ribu). Untuk jenis minuman lain: sekoteng, wedang ronde, jahe, es londo kangen, es tjao, es degan (rata-rata Rp 20 ribu).

Ayo, segera rencanakan makan malam bersama kekasih Anda di Bumi Beringin. (Bondan Winarno)

Bumi Beringin
Jl. Sam Ratulangi II/9
Manado
Telp: 0431 854747, 853535



(odi/gst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads