.webp)
Bibir ikan yang dipakai adalah dari jenis ikan kakap moncong - begitulah orang Medan menyebutnya. Ikan sejenis kakap ini banyak didaratkan di Sibolga. Dagingnya lebih keras bila dibanding kakap merah, tetapi bagian kepalanya sangat berlemak. Karena itu, kepalanya berharga lebih mahal, dan dipasok ke berbagai rumah makan papan atas. Sedangkan fillet daging-nya berakhir di warung-warung sederhana.
Dari potongan-potongan bibir yang tampak, diduga ikannya berukuran cukup besar - sekitar 2-3 kilogram per ekor. Bukan hanya bagian bibirnya yang diambil, tetapi dipancung keseluruhan bagian mulut atau moncong ikan. Geraham dan geliginya masih menyatukan daging dan lemak di bagian itu.
Moncong ikan dimasak tersendiri, agar air rebusannya yang berpotensi amis tidak mencemari masakan. Bumbu-bumbunya dihaluskan dan ditumis di wajan terpisah. Empat jenis asam digunakan untuk menghasilkan citarasa asam yang ciamik, yaitu: asam jawa, asam glugur, air jeruk nipis, dan kincung (kecombrang = honje). Bumbunya sangat intens. Setidaknya digunakan 12 jenis bumbu, antara lain: bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, kunyit, kulit jeruk purut, lengkuas, sereh, cabe merah, cabe kering, dan lain-lain.
Hasilnya adalah bibir ikan kari asam yang sama sekali tidak ada amis atau anyirnya. Empuk kenyil-kenyil, dengan kuah kari asam yang juara. Mak nyuss!
Selain masakan bibir ikan, boleh coba juga tahu spesial mereka. Tahunya bujatan sendiri, mulus dan lembut. Digoreng sebentar agar bagian luarnya membentuk kulit, tetapi bagian dalamnya tetap halus. Ditaburi tumisan teri medan dan daun kari. Ada juga menu yang di Aceh dikenal dengan sebutan Ayam Tangkap, yaitu ayam kampung digoreng dengan bumbu tone manis, cabe hijau, dan berbagai daun aromatik seperti pandan dan daun kari. (Bondan Winarno)
RM Pohon Pisang
Jl. Letjen S. Parman 16-17
Medan
061 4538253
(eka/Odi)
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN