Paulaner Brauhaus

Paulaner Brauhaus

- detikFood
Jumat, 18 Jun 2010 10:25 WIB
Jakarta - Sudah agak lama sebetulnya pengelola tempat ini berusaha mendapat izin. Sesudah cukup lama tarik-ulur, akhirnya izin itupun keluar. Hari-hari pertama pembukaannya, tempat ini sangat ramai. Tempatnya di Grand Indonesia memang mendukung bagi mereka yang ingin to see and to be seen.

Paulaner
adalah merk bir terkenal di Jerman. Brauhaus adalah istilah dalam bahasa Jerman yang berarti brewery – yaitu pabrik pembuatan bir. Ini memang sebuah restoran yang sekaligus mempunyai micro-brewery berskala kecil, cukup untuk melayani para tamu yang datang untuk makan dan minum di tempat itu. Pantaslah bila sebelumnya banyak pabrik bir yang merasa keberatan dengan kehadirannya.

Birnya – seperti dipromosikan – tidak disaring (unfiltered). Natural, like in the good old days. Tersedia dua jenis bir, yaitu: dark (warnanya agak gelap) dan lager (warna kuning cerah). Tersedia dalam tiga ukuran gelas: 300 cc, 500 cc, dan 1 liter. Pramusaji dengan pakaian gaya Bavaria hilir-mudik mengantar gelas-gelas bir ke meja tamu yang memesan bagai tiada henti.

Makanannya pun tentu saja khas Bavaria – kebanyakan tidak halal. Untuk menemani bir, ada cold cuts (irisan tipis berbagai ham, prosciutto, dan keju) disajikan dengan pretzel dan beberapa iris roti Jerman. Berbagai jenis sosis panggang juga cocok sebagai pendamping bir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila sudah siap untuk santap siang atau malam, ada berbagai sup yang perlu dipesan sebagai transisi setelah kebanyakan minum bir, yaitu: lentil soup, goulash, dan leek cream soup. Hidangan utamanya kebanyakan merupakan kombo yang terdiri atas sosis panggang, sauerkraut, dan kentang ongklok. Sajian andalannya adalah eisbein sauerkraut kartoffelpueree (lutut babi, Rp 160 ribu) dan wiener kalbschnitzel (daging sapi, Rp 220 ribu).

Dessert-nya juga khas Bavaria. Ada schwarswalder kircshtorte (blackforest cake), apfelstrudel, dan juga kompot apel. Bila Anda terbiasa dengan applestrudel dari Australia yang fluffy dan populer di Jakarta, apfelstrudel di Paulaner ini justru tradisional Jerman. Sangat beda penampilannya. Saya justru menyukai apfelstrudel jenis ini, karena apelnya lebih banyak, dan terasa bumbu kayu manisnya.

Sayangnya, kualitas pelayanan di tempat ini masih terasa sangat kedodoran. Dalam dua kali kunjungan ke sana, selain saya sendiri kecewa, banyak pula tamu lain yang terang-terangan menyatakan kekesalan mereka. Semoga mereka dapat segera memperbaiki kualitas layanan. Tempat sebagus ini tidak punya alasan untuk ambruk gara-gara layanan yang buruk. I shall return! (Bondan Winarno)

(dev/Odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads