Pria bernama Rici Solihin ini setiap hari sibuk bergelut di kebun paprika. Tidak ada yang menyangka, ia memulai usaha pertaniannya ini karena ditantang oleh sang dosen.
Rici berhasil menyelesaikan kuliahnya di jurusan Manajemen, Universitas Padjajaran Bandung. Saat itu ia membuat skripsi seputar proses pemasaran sayuran di kabupaten Bandung Barat. Skripsinya ini ternyata menjadi awal mula kesuksesannya menjadi petani muda yang sukses.
Seorang dosen menantang Rici untuk membuktikan kalau isi skripsinya memang memberi dampak positif. Alhasil, ia berpikir membuat kebun sayuran sendiri dengan tujuan menunjukkan kalau hasil studinya ini tidaklah asal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Rici kemudian mulai mencari modal untuk membuat kebun pertamanya. Dengan modal yang didapat, ia bisa membuat farm house yang mampu ditanami sekitar 250 tanaman paprika. Sayuran ini dipilih karena dianggap punya pasar yang besar dan menjanjikan serta memiliki harga jual relatif stabil.
Pertama kali panen paprika, kebun Rici berhasil menghasilkan paprika segar dengan total berat 5 ton. Setelah dilempar ke pasaran, satu kebun ini menghasilkan omzet hingga 100 juta dalam sekali musim panen.
Lewat channel youtube Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Rici mengatakan saat ini ia telah memiliki 5 farm house yang setiap kali panen bisa menghasilkan paprika hingga 25 ton. Jika dirata-rata, Rici bisa mengantongi omzet hingga 250 juta dalam sekali musim panen. Angka yang sangat fantastis.
Rici memiliki dua jenis bibit paprika yang ditanam di kebunnya, yakni bibit paprika lokal dan paprika impor. Untuk pasar lokal, biasanya dijual paprika dari sumber bibit lokal. Sementara dari bibit impor akan dipasarkan ke restoran, hotel atau komoditi ekspor.
Selain menjual dalam bentuk segar, Rici juga mengolah paprika ini menjadi produk olahan. Biasanya paprika dengan ukuran kecil akan diolah menjadi bubuk paprika, paprika cincang ataupun saus paprika. Dengan demikian nilai jualnya juga akan meningkat.
![]() |
Sebagai petani muda, Rici berpesan pada generasi muda untuk jangan malu memulai usaha di bidang pertanian. Tapi bukan berarti asal nekat, kenali dulu pasarnya serta karakter tanaman yang akan dijadikan usaha tani.
"Nanti kalau sudah sukses, orang-orang yang dulu mencibir kita justru akan mengakui kesuksesan kita. Jangan takut untuk memulai," kata Rici.
Ia pun kini bangga menjadi petani, salah satunya bangga karena berhasil membuktikan pada sang dosen kalau isi skripsinya bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
(dvs/odi)