Mampir Karawang Jangan Lupa Jajan Soto Tangkar di 3 Warung Legendaris Ini

Mampir Karawang Jangan Lupa Jajan Soto Tangkar di 3 Warung Legendaris Ini

Luthfiana Awaluddin - detikFood
Minggu, 06 Okt 2019 11:30 WIB
Foto: Luthfiana Awaluddin/detikcom
Kaeawang - Sajian soto tangkar terkenal di wilayah Jakarta. Di Karawang juga ada tiga soto tangkar legendaris yang lezat. Dagingnya empuk, kuahnya gurih mantap!

Soto tangkar merupakan sajian khas Betawi yang di Jakarta sudah tak banyak penjualnya. Soto inii memakai tangkar atau iga sapi yang dibumbui dengan kunyit dan cabai. Selintas mirip soto Betawi karena kuahnya memakai santan dengan warna kuning sedikit oranye.

Ternyata di Karawang juga ada penjual soto tangkar yang sudah berjualan sejak tahun 70 an. Waeung Soto tangkar legendaris itu terletak di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Nagasari, Karawang Barat. Di sana berderet tiga warung nasi Tangkar, milik Mang Endi, Mang Nean dan Mang Ini. Meski menjual hidangan yang sama, namun masing-masing punya ciri khas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Racikan soto tangkar di sini tak hanya pakai iga sapi. Ada pula potongan-potongan sengkel atau urat sapi muda. Saat dikunyah, sengkel terasa kenyal dan renyah. Enak dinikmati dengan kuah tangkat yang durih berempah sedikit pedas.



Mampir Karawang Jangan Lupa Jajan Soto Tangkar di 3 Warung Legendaris IniFoto: Luthfiana Awaluddin/detikcom


Kuahnya sendiri kuning oranye menggiurkan dengan aroma gurih daging dan rempah. Paling enak dimakan dengan nasi. Lauk tambahannya ada beragam sate dan jeroan yang bisa dipilih.

"Tangkar di sini menggunakan sapi muda sebagai bahan baku. Makanya terasa lebih kenyal dan lembut," kata Nurdin peles (35) warga Karawang kepada detikcom, Sabtu (5/10/2019).

Nurdin adalah penggemar berat nasi Tangkar Mang Endi. Setiap dua hari sekali, ia bersama istrinya rutin makan soto Tangkar Mang Endi yang semangkuk harganya Rp 16 ribu ini.

"Ayah saya dan ayah mertua juga pelanggan tetap Tangkar Mang Endi. Jadi sudah cocok dengan selera keluarga saya," kata Nurdin.

Bahkan, kata Nurdin, keluarganya dari Cikampek dan pesisir Batujaya rutin makan Tangkar Mang Endi. "Kalau pergi ke Karawang sudah seperti kewajiban makan di sini," kata Nurdin yang mengaku menggilai kuah dan urat sapi.

Mampir Karawang Jangan Lupa Jajan Soto Tangkar di 3 Warung Legendaris IniFoto: Luthfiana Awaluddin/detikcom


Banyak cara untuk menikmati kelezatan soto tangkar, selain lebih mantap disantap dengan nasi hangat, tangkar juga cocok jika ditambah jeroan sapi. Misalnya limpa, paru, sumsum tulang belakang, hingga otak sapi.

"Kuahnya yang kental, bersantan dan berminyak sangat cocok dipadankan dengan jeroan sapi. Apalagi jika ditambah emping,jeruk nipis dan sambal. Saya kerap membawa kolega makan di sini jika berkunjung ke Karawang. Dan rata-rata mereka minta balik lagi setiap
berkunjung ke Karawang," kata Dodo Rihanto (53), penggemar Tangkar Mang Nean.

Mampir Karawang Jangan Lupa Jajan Soto Tangkar di 3 Warung Legendaris IniFoto: Luthfiana Awaluddin/detikcom


Begitupula dengan pengunjung warung Tangkar Mang Ini. Masing-masing penggemar menjagokan warung Tangkar langganan mereka.

Namun mesti terletak berderet dan berdekatan. Tak ada persaingan atau kompetisi dari tiga warung tangkar legendaris di Karawang ini.

"Masing-masing punya penggemar dan pelanggan sendiri," kata Devi Purwanti, saat ditemui usai menghidangkan semangkuk soto Tangkar panas
di warung Mang Nean.

Mampir Karawang Jangan Lupa Jajan Soto Tangkar di 3 Warung Legendaris IniFoto: Luthfiana Awaluddin/detikcom


Dewi adalah anak bungsu Haji Nean. Ketiga warung itu, kata Dewi saat ini sama-sama dikelola generasi kedua. "Kita tak ada persaingan dagang
karena masing-masing sudah punya penggemar dan pelanggan tetap," kata Dewi.

Menurut Dewi ketiga pendiri warung, yaitu Mang Endi, Mang Nean dan Mang Ini berangkat dari nasib yang sama, yaitu berjualan soto tangkar keliling pada akhir tahun 70-an.

"Masing-masing punya pelanggan turun temurun, dari zaman bapak sampai sekarang. Setiap datang, pelanggan ini selalu cerita kalau langganan
bapak sejak jualan keliling. Jadi makan di sini dari dia masih anak-anak sampai sekarang punya anak," kata Dewi.




(odi/odi)

Hide Ads