Setiap cara masak punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tapi peneliti mengungkap satu cara masak yang bisa merusak ginjal. Kenali cara masak ini dan hindari terlalu sering melakukannya.
Dikutip dari VN Express (19/9/2025), cara masak yang dimaksud adalah braising. Dr. Nguyen Trong Hung, Direktur Pusat Konseling Gizi, Rehabilitasi, dan Pengendalian Obesitas di Institut Gizi Nasional di Hanoi, mengatakan hidangan yang diolah dengan teknik braising seringkali lebih kaya rasa dan lezat daripada makanan yang ditumis, direbus, atau dikukus.
Namun, mengonsumsinya terlalu sering atau menggunakan terlalu banyak bumbu dapat meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk masalah ginjal. Ia menjelaskan, pada braising, bahan makanan dimasak perlahan sehingga bumbunya akan terserap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan rempah aromatik, seperti bawang merah, bawang putih, jahe, dan serai, relatif aman. Namun jika pakai banyak garam, kecap ikan, atau kecap asin, maka dapat menyebabkan kelebihan natrium dalam tubuh. Kondisi inilah yang membahayakan ginjal dan kesehatan secara keseluruhan.
Mengonsumsi terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, osteoporosis, dan gangguan ginjal, kata Hung.
Penumpukan natrium menyebabkan tubuh menahan air, meningkatkan aliran darah ke ginjal dan memaksanya bekerja lebih keras. Bagi orang dengan kondisi yang sudah menyertainya, maka hal ini dapat memperburuk penyakit mereka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan konsumsi garam harian hanya 4-5 gram saja. Hung mencatat, orang yang terlalu sering mengonsumsi hidangan braising dengan rasa kuat, akan merasa makanan yang direbus atau dikukus terasa hambar. Alhasil, mereka sulit menyesuaikan diri dengan pola makan yang lebih sehat.
Terlalu sering konsumsi masakan dengan teknik braising berpotensi merusak ginjal. Foto: Getty Images/Truong Hoang Tuan |
Hung menambahkan hidangan braising sering kali mengandung gula tinggi dimana gula ditambahkan tanpa ditakar. Mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan, terutama gula rafinasi, dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, dan kerusakan hati.
Hung menyarankan orang dengan penyakit ginjal, diabetes, obesitas, atau masalah kardiovaskular agar mengatur pola makan mereka dengan cermat.
Mengenal lebih dalam soal braising, dikutip dari Asta Homeware (11/2/2025), cara masak ini merupakan gabungan antara memanggang (searing) dan merebus (simmering). Teknik braising sering digunakan untuk memasak bahan makanan yang keras,bercita rasa kental, gurih, dan membutuhkan jangka waktu yang relatif lama.
Chef biasanya menggunakan cara masak braising untuk melunakkan daging atau sayuran yang keras dengan memasaknya dalam cairan kaldu sehingga mendapatkan tekstur daging yang berserat lembut. Kolagen dan gelatin akan berpadu dan meleleh memberikan kualitas rasa yang dalam.
Untuk melakukan teknik braising, sebelumnya makanan atau daging dipanggang (searing) pada suhu tinggi hingga terbentuk lapisan kecoklatan di permukaannya dengan sedikit karamel.
Setelah itu, campur daging dan sayuran dengan bumbu yang diinginkan dan dimasak dengan api kecil (simmering), sambil sesekali diaduk perlahan. Biasanya braising dilakukan di panci masak sepertidutch ovenatau casserole. Butuh 2-3 jam masak untuk memperoleh rasa dan tekstur yang diinginkan.
(adr/adr)


KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN