Makan Jagung Manis Bikin Gendut dan Gagal Diet, Apa Iya?

Makan Jagung Manis Bikin Gendut dan Gagal Diet, Apa Iya?

Yenny Mustika Sari - detikFood
Jumat, 05 Jul 2024 07:00 WIB
mitos mengonsumsi jagung manis
Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Jagung manis memiliki rasa manis renyah dan disukai banyak orang. Ternyata ada juga mitos mengonsumsinya, mulai dari tinggi lemak hingga gagalkan diet.

Konsumsi jagung manis disukai banyak orang karena rasanya yang manis. Biasanya direbus atau dibakar, dibuat sup atau tumisan. Juga enak dibuat puding hingga bubur manis.

Dilansir dari Eating Well (13/6), ada beberapa mitos terkait mengonsumsi jagung manis. Seperti jagung manis tinggi lemak hingga tinggi kandungan gula yang emngancam diet gagal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 5 mitos soal konsumsi jagung manis yang masih diyakini banyak orang:

1. Tinggi Lemak

mitos mengonsumsi jagung manismitos mengonsumsi jagung manis Foto: Getty Images/iStockphoto

Beberapa orang mengira jagung mengandung banyak lemak. Padahal secara teknis jagung dianggap sebagai makanan rendah lemak, dengan kandungan lemak sekitar 1 gram per bonggol, menurut USDA.

Jadi, kini tak perlu ragu lagi untuk mengonsumsi jagung. Karena, kandungan lemaknya rendah dan bisa dijadikan menu diet yang enak.

ADVERTISEMENT

Mitos jagung manis satu ini mungkin saja berlaku jika olahan jagung ditambahkan bahan-bahan berlemak. Seperti olesan mentega yang melimpah, keju dan beragam saus lainnya.

2. Bikin Berat Badan Naik

Mitos lainnya dari mengonsumsi jagung manis adalah bisa membuat berat badan naik. Hal ini dapat terjadi kalau olahan jagung itu memiliki jumlah kalori yang tinggi.

Jika hanya mengonsumsi jagung manis polos saja, tak akan berdampak pada kenaikan berat badan. Karena 1 buah jagung itu hanya memiliki sekitar 122 kalori, mirip seperti apel, menurut USDA.

Jagung manis juga mengandung serat hampir 3 gram yang bisa membuat kenyang lebih lama. Lalu ada pati resisten jagung, sejenis karbohidrat yang lambat dicerna yang terbukti membantu mengendalikan berat badan.

3. Tinggi Gula

mitos mengonsumsi jagung manismitos mengonsumsi jagung manis Foto: Getty Images/iStockphoto

Disebut jagung manis, karena jenis jagung satu ini memang memiliki rasa manis yang alami. Namun, jika disebut tinggi guka adalah mitos. Karena, dalam satu buah jagung manis saja hanya memiliki 5 gram gula alami.

Justru jagung dianggap sebagai makanan rendah glikemik, salah satunya karena kandungan seratnya. Karena dicerna dengan lambat, tidak akan menyebabkan lonjakan gula darah yang tidak sehat.

4. Tak Memiliki Manfaat Kesehatan

Jagung manis banyak disebut tak memiliki banyak manfaat kesehatan. Padahal, faktanya memiliki banyak sekali manfaat yang baik untuk tubuh.

Menurut USDA, disebutkan kalau jagung manis mengandung lutein dan fitokimia. Selain itu, kandungan serat tidak larut dalam jagung juga memberikan makanan baik pada usus dalam mengatur kesehatan pencernaan.

5. Bila Dimasak Kehilangan Nutrisi

Mitos lainnya adalah memasak jagung manis justru akan kehilangan nutrisi yang terkandung di dalamnya. Faktanya, memasak jagung manis dapat meningkatkan manfaat nutrisinya.

Menurut studi pada 2018 di Food Science and Human Wellness, menunjukkan bukti bahwa rutin mengonsumsi jagung dapat mengurangi risiko terkena penyakit kronis, seperti kardiovaskular dan diabetes tipe-2.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Laura Wiramihardja, Co-founder Iki Koue"
[Gambas:Video 20detik]
(yms/odi)

Hide Ads