Cepat atau lambatnya metabolisme juga dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Jika kamu tidak mau metabolisme terhambat, sebaiknya hindari konsumsi 5 makanan ini.
Proses metabolisme dalam tubuh merupakan salah satu hal yang penting karena akan memengaruhi beberapa fungsi organ dalam tubuh.
Metabolisme adalah serangkaian proses seluler penting yang diperlukan untuk hidup dan berkembang. Prosesnya melibatkan reaksi kimia dalam sel, yang menentukan kesehatan secara keseluruhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun sebagian metabolisme ditentukan oleh genetika yang unik, cara hidup, dan cara bergerak, tetapi metabolisme juga ditentukan dari makanan yang dikonsumsi.
Menurut William W, Li, MD, penulis Eat to Beat Your Diet; Burn Fat, Heal Your Metabolism and Live Longer, "Makanan yang kita makan adalah bahan bakar bagi tubuh. Metabolisme adalah proses yang memberikan bahan bakar untuk menggerakan organ-organ kita dan memungkinkan kita menjalani hidup."
Mengonsumsi makanan berkualitas rendah secara berlebihan dapat mengganggu fungsi dan efisiensi metabolisme. Sehingga meningkatkan risiko kondisi kronis, seperti penyakit jantung hingga stroke.
Oleh karena itu, perlu untuk memerhatikan makanan apa saja yang sebaiknya dihindari karena membahayakan metabolisme.
Melansir realsimple.com (23/09/2023), berikut 5 makanan yang sebaiknya dihindari karena bisa memperlambat metabolisme.
1. Daging merah
![]() |
Konsumsi daging merah memang bagus sebagai asupan protein. Namun, konsumsi dalam jumlah banyak dapat memperlambat metabolisme.
Daging merah kaya akan lemak jenuh dan zat besi heme (dari hewani), dua komponen yang dikaitkan dengan tingkat inflamasi atau peradangan tinggi. Daging merah juga dikaitkan dengan resistensi insulin.
Tidak perlu menghilangkan daging merah dalam menu sepenuhnya. Kamu bisa mengusahakannya dengan mambatasi asupannya terlebih dahulu.
Jika ingin konsumsi daging merah, pilihlah daging tanpa lemak. Olahannya juga perlu diperhatikan.
2. Daging olahan
![]() |
Daging olahan, seperti sosis hingga bacon juga bukanlah pilihan terbaik.
Selain kandungan lemak jenuh yang tinggi, daging olahan juga mengandung zat besi heme yang tinggi. Daging olahan pun mengandung gula dan natrium dalam jumlah sangat tinggi. Ditambah ada zat aditif dan produk sampingan yang dapat berdampak negatif pada metabolisme.
Menurut Dr. Li, bahan kimia dalam daging olahan juga dapat menimbulkan peradangan. Namun, jika mikrobioma bermasalah, tubuh akan kesulitan melawan peradangan dan menjaga metabolisme terkendali.
Makanan lain yang harus dihindari bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
3. Camilan tinggi gula
![]() |
Camila manis sebaiknya dihindari karena jika dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan metabolisme yang buruk.
Ahli diet terdaftar, Maddie Pasquariello, MS, RDN, mengungkap, terlalu banyak tambahan gula dapat memicu peradangan, sehingga membuat metabolisme sulit berjalan efisien. Asupan gula yang tinggi juga menyebabkan stress oksidatif. Selanjutnya mampu merusak jalur metabolisme tubuh.
Untuk menghindari hal ini, kamu perlu mengurangi asupan gula. Cara sederhananya dengan mengonsumsi cukup kalori padat nutrisi dari sumber, seperti protein tanpa lemak, sayuran, dan lemak sehat.
Konsumsi makanan tersebut dapat membantu membatasi rasa lapar dan menghindari keinginan makan manis.
4. Camilan asin
Camilan asin memang dapat memanjakan mulut, tetapi bukan pilihan baik untuk metabolisme.
Konsumsi terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah. Menyebabkan timbulnya risiko penyakit metabolik, seperti hipertensi dan resistensi insulin. Pada akhirnya dapat berkembang menjadi kondisi kronis yang lebih serius.
Untuk membatasi asupan garam berlebih, Pasquariello menyarankan untuk membuat sendiri camilan gurih, seperti keripik kentang. Ini memungkinkanmu mengontrol kadar garamnya.
5. Soda
![]() |
Soda memang bisa menghilangkan dahaga. Namun, minuman ini tinggi akan kandungan gula tambahan, yang bisa membebani metabolisme.
Menurut ahli diet Pasquariello, gula dalam bentuk cair seperti yang ada di soda, dicerna lebih cepat dibandingkan makanan lain.
Ini dapat membebani hati dan meningkatkan risiko dislipidemia, atau kadar lemak tidak sehat dalam darah. Hal tersebut pun merupakan faktor risiko penyakit metabolik.
Konsumsi soda terlalu banyak juga dapat meningkatkan berat badan berlebihan yang berpotensi mengganggu kesehatan metabolisme.
Simak Video "Pelari Newbie Jangan Gegabah!"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)