Kasus positif COVID-19 di Indonesia kembali meningkat. Sebuah penelitian menemukan bahwa dengan minum kopi dapat menghambat paparan. Ini penjelasannya.
Kasus positif COVID-19 di beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia kembali melonjak. Di Indonesia sendiri tercatat ada 30-40 pasien dalam sepekan.
Dalam periode 28 November - 2 Desember 2023 kemarin, tercatat ada 267 pasien yang terpapar COVID-19. Karenanya protokol kesehatan kembali digalakkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, sebuah penelitian menemukan bahwa kopi dapat menghambat penyebaran COVID-19, seperti yang dikutip dari News.Medical.net (16/11/23).
Berikut penjelasanya.
1. Kandungan polifenol kopi
![]() |
Dalam studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Cell and Bioscience, para peneliti menyelidiki apakah kopi memiliki efek penghambatan terhadap paparan COVID-19, tepatnya varian SARS-CoV-2.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa pola makan kaya polifenol dan aktivitas fisik dapat memicu respons imun aktif dan mengurangi risiko penyakit parah.
Dan kopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi dan mengandung polifenol, seperti asam caffeic dan asam klorogenat (CGA).
Selain itu, juga ada kandungan antioksidan seperti trigonelin, melanoidin, dan kafestol.
2. Penjelasan peneliti
Dalam penelitian tersebut, para peneliti telah mengungkap bahwa konsumsi kopi setidaknya satu cangkir per hari dikaitkan dengan 10% lebih rendah risiko terpapar COVID-19.
Hal tersebut telah terbukti setelah dilakukan penelitian dengan peserta Biobank di Inggris (UK). Meskipun demikian, mekanisme yang mendasarinya masih belum jelas.
Pada studi kali ini, para peneliti menguji efektivitas kopi terhadap SARS-CoV-2. Mereka menggunakan uji pseudovirus SARS-CoV-2 untuk menilai efek kopi.
Terlebih pada efek kopi terhadap masuknya virus ke dalam garis sel ginjal embrio manusia yang mengekspresikan enzim pengubahan giotensin 2.
3. Efek pada jenis kopi
![]() |
Efek kopi bubuk menunjukkan penurunan masuknya virus yang bergantung pada dosis. Selanjutnya, mereka menguji efek dari beberapa produk kopi instan komersial.
Sementara itu, produk kopi instan secara konsisten mampu menghambat masuknya SARS-CoV-2 tipe liar dan variannya (Alpha, Delta, dan Omicron).
Kemudian, peneliti mengevaluasi bagaimana bahan tambahan dalam kopi. Mulai dari krim, gula, susu, dan lainnya. Ini menunjukkan bahwa zat aditif tidak berdampak pada efek penghambatan kopi.
4. Kopi cegah paparan COVID-19
Para peneliti melakukan uji imunosorben terkait enzim (ELISA) dan mengamati bahwa kopi bubuk dan kopi instan mengganggu interaksi lonjakan-ACE2.
Jadi, temuan menunjukkan bahwa kopi dapat membatasi infeksi SARS-CoV-2 dengan menghambat interaksi spike-ACE2, TMPRSS2, dan CTSL.
Selain itu, Kopi juga menurunkan kadar protein ACE2 dan TMPRSS2. Senyawa bioaktif dalam kopi, seperti CGA, isoCGA, dan kafein, menunjukkan efek penghambatan.
Uji coba pada manusia menunjukkan bahwa serum dari konsumen kopi biasa dan tanpa kafein dapat menekan SARS-CoV-2, termasuk varian Omicron
Secara keseluruhan, peneliti berpendapat bahwa asupan kopi bisa menjadi strategi pola makan yang potensial untuk mencegah infeksi di era pasca-COVID.
(raf/odi)