Perubahan penampilan Ariana Grande menjadi sorotan dan memicu kontroversial. Ternyata ini diet yang dijalankan Ariana Grande hingga turun berat badan drastis.
Ariana Grande tampil dengan perubahan tubuh yang signifikan usai turun berat badan 11,3 kilogram. Ia yang menjalani diet khusus mengalami penurunan berat badan hingga 11.3 kg dan banyak orang yang menilai dirinya terlalu kurus sehingga terlihat tak segar.
Ternyata ada diet khusus yang dijalankan oleh Ariana Grande selama beberapa waktu terakhir. Efek dan hasil dari dietnya baru terlihat akhir-akhir ini sehingga banyak yang mengira bahwa Ariana Grande menjalankan diet ekstrem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diet bernama macrobiotic ini memiliki konsep yang unik dengan hasil penurunan berat badan yang efektif. Jika penasaran dengan pola dite ini, simak fakta-fakta diet macrobiotic.
Berikut ini 5 fakta diet macrobiotic menurut The Spruce Eats:
![]() |
1. Pola diet kuno
Diet macrobiotic ternyata bukan diet yang baru muncul atau populer akhir-akhir ini saja. Pola diet ini sudah ada sejak abad ke-4 sebelum Masehi.
Konsep dietnya pertama kali dikenalkan oleh seorang hipokrat asal Yunani. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan konsumsi makanan musiman, makan lokal dan mengajak orang untuk makan sayuran lebih banyak.
Seorang dokter asal Prusia bahkan secara khusus pernah membuat buku yang mengenalkan diet ini di tahun 1796 dengan judul Macrobiotics: The Art of Prolonging Life. Bahkan kini diet macrobiotic juga dikenal sebagai diet fad dan gaya hidup yang sudah menyatu bagi pelakunya.
2. Makanan yang dianjurkan
Layaknya beberapa jenis diet lain, diet macrobiotic ini juga menganjurkan beberapa makanan tertentu untuk dikonsumsi. Makanan yang paling banyak ditekankan adalah makanan utuh yang tinggi serat, segar dan alami.
Untuk sumber karbohidrat, biji-bijian utuh seperti quinoa menjadi yang paling direkomendasikan pada diet ini. Dilengkapi dengan beberapa sayuran hijau yang segar untuk memenuhi kecukupan nutrisi tubuh.
Sebaik lauk pauk pelengkapnya, bahan-bahan tinggi protein seperti kacang-kacangan dan kedelai menjadi yang paling populer dikonsumsi pada diet ini. Untuk memasaknya, pelaku diet macrobiotic disarankan menggunakan minyak zaitun atau minyak kelapa.
Fakta diet macrobiotic lainnya ada di halaman berikutnya.
3. Pantangan diet
Diet macrobiotic secara khusus melarang pelakunya mengonsumsi beberapa bahan makanan. Terutama makanan-makanan yang melalui proses pengolahan yang panjang sehingga menghilangkan kealamiannya.
Makanan yang mengandung bahan kimia, olahan susu dan daging selain ikan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Selain itu telur, gula olahan, madu hingga kopi juga tidak boleh dikonsumsi bagi pelaku diet macrobiotic.
Pola diet yang satu ini memiliki penekanan pada kesederhanaan termasuk makanan tidak boleh melalui proses pengolahan dengan penambahan bahan lainnya. Hanya saja mengombinasikan bahan-bahan yang dianjurkan dan tidak boleh dikonsumsi akan lebih menantang bagi pelaku diet ini.
4. Manfaat
![]() |
Diet macrobiotic dirancang dengan tujuan utama memenuhi kepadatan dan kecukupan nutrisi tubuh dari bahan-bahan alami. Makanan yang dikonsumsi harus sehat tanpa penambahan gula, bahan kimia, perasa buatan hingga kafein maupun alkohol.
Bahan makanannya yang alami dan segar membuat diet ini mampu membantu menurunkan inflamasi yang mungkin terjadi pada tubuh. Inflamasi perlu diwaspadai karena menjadi jalan masuk penyakit ke dalam tubuh.
Selain itu, bahan makanan yang alami dan tinggi serat juga membuat diet macrobiotic sangat efektif untuk menurunkan berat badan. Daftar makanan rendah lemak dan kalori ini mampu memangkas tumpukan lemak dan meminimalisir asupan kalori ke dalam tubuh.
5. Perbedaan dengan diet vegan
Jika berdasarkan daftar makanan yang dianjurkan, sekilas diet ini akan terlihat seperti diet vegan. Nyatanya, diet macrobiotic dan vegan memang memiliki banyak kesamaan dan juga perbedaan.
Keduanya diet ini membatasi asupan olahan susu, daging, telur hingga madu. Diet macrobiotic juga lebih ketat karena membatasi asupan beberapa bahan makanan seperti minyak, kafein, alkohol hingga sayur dan buah-buahan nonlokal.
Tidak semua makanan nabati dapat dikonsumsi oleh macrobiotic karena harus disesuaikan dengan jenis dan asal produksi makanan tersebut. Diet ini juga harus dilakukan secara bertahap karena banyaknya pembatasan makanan akan menyulitkan para pelaku diet pemula.
(dfl/odi)