Helga Angelina Kampanyekan Healthy Lifestyle Lewat Bisnis Kuliner

#77PortraitAnakBangsa

Helga Angelina Kampanyekan Healthy Lifestyle Lewat Bisnis Kuliner

Jihaan Khoirunnisaa - detikFood
Minggu, 14 Agu 2022 21:46 WIB
Shot on OPPO Reno8 Pro 5G.
Shot on OPPO Reno8 Pro 5G. (Foto: Dok OPPO)
Jakarta - Berbisnis tak melulu mengejar profit. Ada kalanya, niat berbisnis muncul karena gerakan hati ingin memberi lebih untuk masyarakat dan lingkungan.

Setidaknya prinsip ini yang dipegang oleh Helga Angelina Tjahjadi (Helga) saat pertama kali merintis usaha makanan sehat bersama pasangan, yang diberi nama Burgreens. Diakui Helga, bisnisnya ini berawal dari kecintaan terhadap pola hidup sehat dan lingkungan.

Lewat Burgreens, ia ingin mengedukasi serta mengajak lebih banyak masyarakat untuk mulai menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Caranya dimulai dengan konsumsi makanan organik yang diolah dari nabati utuh.

Diketahui, Helga memang sudah tertarik dengan makanan sehat dan vegetarian sejak usia 15 tahun. Hal ini karena dirinya yang pernah mengidap penyakit kronis dan tak kunjung sembuh padahal sudah melalui berbagai tindakan medis.

Akhirnya, ia menemukan alternatif penyembuhan tanpa minum obat. Yakni dengan memperbaiki asupan nutrisi bagi tubuh lewat konsumsi makanan berbasis nabati. Dari situlah Helga mulai rutin menerapkan pola makan vegetarian demi kesembuhan penyakitnya. Dalam kurun waktu 2 tahun penyakit yang diidapnya pun berangsur pulih.

Kebiasaan makan sehat ini terus berlanjut waktu saya kuliah di Belanda. Hingga akhirnya Helga tergerak untuk membuka bisnis makanan sehat usai kembali ke Tanah Air. Kendati demikian, proses membangun bisnis tak semudah yang dibayangkan. Hal ini karena tidak semua masyarakat sadar akan manfaat makanan organik. Karena itu, Helga bersama tim Burgreens terus menggencarkan upaya edukasi ke sekolah dan kantor. Tujuannya tidak lain untuk mempromosikan gaya hidup dan pola makan yang sehat.

Di samping itu, Helga dan suami juga berupaya memecah mata rantai distribusi bahan mentah yang seringkali merugikan petani. Yaitu dengan membeli bahan baku langsung dari petani dan memberdayakan perempuan berpendidikan rendah untuk turut bekerja di bagian produksi dan mengedukasi mereka.




(fhs/ega)