Anak mogok makan sering kali membuat orang tua kehilangan kesabaran. Solusi praktisnya diberi susu saja. Apakah hal ini tepat?
Anak tak mau makan atau dikenal dengan Gerakan Tutup Mulut (GTM), bisa menjadi masalah jika tak segera ditangani. Sebelum menjadi serius, mogok makan anak umumnya akan dievaluasi selama dua minggu untuk tahu penyebabnya.
Mogok makan sendiri, bisa terjadi karena kebiasaan pemberian makan yang tidak tepat. Dalam hal ini, orang tua ikut berperan dalam memicu terjadinya GTM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seringkali anak mogok makan diberikan susu sebagai makanan pengganti. Untuk anak berusia di atas 1 sampai 2 tahun, susu bisa diberikan sebagai makanan tambahan, bukan pengganti makan utama.
Saat anak menolak makan, penting bagi orang tua mengidentifikasi jenis mogok makan yang terjadi. Selain itu, orang tua harus tahu rentang waktu terjadinya mogok makan dan mencari faktor yang mempengaruhi.
Jenis mogok makan
1. Akut
Mogok makan akut bisa disebabkan karena faktor non organik, artinya tidak ada masalah apapun terjadi pada anak. Faktor ini bisa disebabkan karena masalah psikologis dan tidak berpengaruh pada kondisi fisiknya.
Salah satu contohnya pada anak yang bergantung pada pengasuh dalam pemberian makan. Saat pengasuh pergi, beberapa anak bisa mogok makan.
2. Kronis
Pada kondisi ini, kita akan mencari penyakit yang mungkin mendasari anak tidak mau makan. Umumnya disebabkan infeksi saluran napas atau kencing.
![]() |
Mogok makan diberi susu
Anak yang mogok makan boleh diberikan susu sebagai makanan tambahan. Namun ingat ya, sebaiknya jangan memberi susu sebagai pengganti makanan utama.
Hal ini penting untuk diingat, apabila berat badan anak turun atau tidak berubah selama beberapa bulan, pertumbuhannya bisa terganggu. Gizi anak mungkin terlihat baik, namun jika selama beberapa bulan berat badan tidak naik, ini bisa disebut dengan faltering weight
Faltering weight merupakan kondisi berat badan anak tidak naik atau bahkan menurun sesuai dengan pertumbuhannya. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan terjadi pada si kecil.
Untuk anak di atas 1 tahun, susu sapi segar tidak cocok diberikan sebagai upaya menaikkan berat badannya. Dibandingkan susu sapi, kita bisa memberikan makanan cair untuk memenuhi kebutuhan gizi anak.
Pada anak di atas usia 1 sampai 2 tahun, makanan cair sudah bisa diberikan sebagai makanan utama untuk memenuhi nutrisi. Hanya saja, bentuk makanan yang diberikan menyesuaikan usia.
Pada anak di atas 1 tahun, makanan masih berbentuk lunak. Sementara di atas 2 tahun, tekstur dan menu sudah bisa sama seperti makanan utama keluarga.
Pada anak yang mogok konsumsi makanan cair, pemberian susu sebagai makanan pengganti bisa dikonsumsi selama tiga hari saja. Lebih dari itu, lemak mulai dipecah dan dia tidak bisa mendapatkan kalori untuk energi.
Lalu,seberapa lama susu boleh terus diberikan pada anak yang mogok makan?
Baca artikel selengkapnya di SINI!
(odi/odi)