Sebelumnya beberapa penelitian menyebut kebiasaan makan pagi alias sarapan bisa bantu turunkan berat badan. Sebaliknya, melewatkan sarapan justru bisa memicu makan lebih banyak nantinya hingga menambah berat badan.
Hasil penelitian tersebut seolah tergoyahkan dengan temuan baru. Healthline (20/1) mengutip penelitian pada Januari 2019 yang dipublikasikan di BMJ. Hasilnya tidak ada bukti kuat yang mendukung gagasan sarapan bisa membantu penurunan berat badan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Ini Waktu Paling Tepat untuk Sarapan agar Berat Badan Cepat Turun
1. Penelitian terbaru soal sarapan dan berat badan
Foto: iStock
|
Peneliti melihat data dari 13 uji coba terkontrol secara acak selama 3 dekade terakhir. Sebagian besar data berasal dari Amerika Serikat dan Inggris. Mereka menemukan orang yang sarapan cenderung mengonsumsi lebih banyak kalori per hari daripada orang yang tidak sarapan.
Rata-rata pemakan sarapan mengonsumsi 260 kalori lebih banyak dalam sehari. Hal ini menandakan mereka kemungkinan tidak makan makanan lain yang kalorinya lebih sedikit meski sudah mengonsumsi kalori ekstra di pagi hari.
Para peneliti juga mengungkap pemakan sarapan cenderung sedikit lebih berat daripada orang yang tidak sarapan. Rata-rata kelebihan beratnya sekitar 0,44 kilogram.
Lantas benarkah sarapan tidak sehat? Ternyata tidak juga. Peneliti menyebut, "Meski begitu, sarapan secara teratur bisa memiliki efek penting lainnya seperti peningkatan konsentrasi dan tingkat perhatian di masa kecil. Kehatian-hatian diperlukan ketika merekomendasikan sarapan untuk menurunkan berat badan pada orang dewasa."
2. Kualitas bukti penelitian rendah
Foto: iStock
|
Menurut peneliti di atas, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memeriksa peran sarapan dalam manajemen berat badan. Mereka memperingatkan data yang ada tentang topik ini memiliki kualitas terbatas.
Misalnya soal jumlah partisipan yang sedikit dan panjang rata-rata percobaan yang pendek sehingga tidak memberikan bukti tentang efek jangka panjang dari kebiasaan sarapan. Begitu juga dengan hasil penelitian yang bervariasi dari satu uji coba ke uji coba lainnya.
"Seperti yang penulis sarankan, kualitas data rendah dan hasilnya perlu ditafsirkan dengan hati-hati," kata Rahaf Al Bochi, ahli gizi dan juru bicara untuk Academy of Nutrition and Dietetics.
Ia menambahkan, "Penelitian menunjukkan bahwa manfaat sarapan melebihi berat badan. Pada akhirnya, kebutuhan nutrisi sangat individual. Penting untuk Anda mencari ahli gizi terdaftar untuk rekomendasi nutrisi yang didasarkan pada kebutuhan masing-masing orang."
3. Pentingnya memilih menu sarapan yang sehat
Foto: iStock
|
Setelah membaca penelitian baru tersebut, beberapa ahli merasa khawatir dengan menu sarapan yang diberikan pada uji coba. Ahli gizi Liz Weinandy menyoroti menu sereal olahan.
Dalam sebuah uji coba, ada juga partisipan yang diberi roti putih dengan selai stroberi. Makanan ini tinggi karbohidrat olahan dan rendah serat serta protein. "Saya bisa melihat menu ini akan menambah berat badan karena membuat orang lebih cepat lapar lagi," tutur Weinandy.
Sharon Zarabi, seorang direktur program diet di Rumah Sakit Lenox Hill juga setuju dengan hal tersebut. "Ini bukan tentang sarapan sendiri, tapi apa yang kita makan untuk sarapan," ujarnya. Ia menyarankan konsumsi menu kaya serat, protein, dan lemak sehat untuk membuat rasa kenyang lebih lama.
4. Sarapan bantu penuhi nutrisi harian
Foto: iStock
|
Mengonsumsi sarapan mungkin bukan cara ampuh untuk menurunkan berat badan, tapi mungkin ada manfaat lain. Weinandy menyebut makan sarapan memberi kesempatan seseorang untuk mengonsumsi beberapa vitamin esensial, mineral, dan nutrisi lainnya.
"Melewatkan sarapan hampir dipandang sebagai peluang yang terlewatkan untuk mendapatkan beberapa nutrisi yang tidak cukup bagi kebanyakan orang Amerika, seperti kalium, kalsium, dan serat," lanjutnya.
Ia pun merekomendasikan kliennya untuk menikmati sarapan. Namun ia juga menganggap penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi tiap individu.
5. Tidak ada teori yang mutlak
Foto: iStock
|
Pada akhirnya tidak ada pendekatan yang pasti atau teori mutlak untuk makan sehat atau manajemen berat badan. "Saya pikir semua orang merespons diet berbeda secara berbeda. Apa yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak selalu berhasil untuk orang lain," kata Zarabi.
Termasuk juga soal sarapan. Bagi mereka yang terbiasa sarapan, pendekatan paling sehat adalah memilih makanan kaya nutrisi dan rendah gula serta lemak tidak sehat.
Menu yang direkomendasikan adalah sumber protein, lemak sehat, biji-bijian, dan sayur atau buah. Hindari makanan olahan terlalu banyak dan makanan manis serta yang mengandung karbohidrat olahan.
Baca Juga: 5 Menu Sarapan Untuk Diet Turunkan Berat Badan
Halaman 2 dari 6