Pola diet rendah karbohidrat atau rendah lemak menjanjikan hasil yang menggiurkan. Penurunan berat badan disebut-sebut bisa cepat terwujud. Tapi selain hasil positif, pola diet ini ternyata mungkin menimbulkan beberapa efek samping. The Daily Meal (11/6) merangkum informasinya seperti berikut.
Baca Juga: Mana yang Lebih Efektif? Diet Rendah Karbohidrat atau Diet Rendah Lemak?
1. Rendah karbohidrat: pasokan energi menurun
Foto: iStock
|
Pada diet rendah karbohidrat, pelakunya sebisa mungkin tidak makan karbohidrat. Mereka memperbanyak asupan protein dan lemak. Efek samping utama dari pola diet ini adalah rendahnya pasokan energi. Sebab gula dan pati yang terkandung dalam karbohidrat digunakan dalam beberapa pemrosesan tubuh. Ahli gizi Ginger Hultin menyoroti lesu alias tidak berenergi kerap terjadi pada pelaku diet rendah karbohidrat.
2. Rendah karbohidrat: sulit konsentrasi
Foto: Thinkstock
|
Efek samping lain dari diet rendah karbohidrat adalah sulit konsentrasi. Ahli gizi Cheryl Mussatto mengungkap otak sebenarnya butuh glukosa untuk berfungsi dengan baik. "
Jika karbohidrat dikurangi secara ketat, otak akan terputus dari sumber energi utamanya, yang secara drastis mengubah fungsi otak. Salah satu perubahan itu bisa terjadi pada serotonin yaitu bahan kimia yang diproduksi otak. Serotonin mengatur siklus tidur, suasana hati, dan nafsu makan," kata Cheryl. Pada akhirnya semua kondisi itu bisa membuat orang sulit konsentrasi saat dibutuhkan.
3. Rendah karbohidrat: perubahan hormon
Foto: iStock
|
Ahli gizi Jillian Greaves mengatakan kebutuhan karbohidrat setiap orang berbeda. Beberapa diet rendah karbohidrat membatasi asupan karbohidrat dalam level terlalu rendah. "Jika hal ini terjadi, ini adalah bentuk stress pada tubuh yang bisa mengganggu fungsi endokrin normal," jelas Greaves.
Sistem endokrin berperan mengatur hormon yang berkaitan dengan banyak sistem tubuh. "Akibatnya seseorang bisa merasa kelaparan, terganggu siklus menstruasinya, alami perubahan mood, hingga gangguan tiroid," tutur Greaves.
4. Rendah karbohidrat: tidak bisa mengatur porsi makan
Foto: iStock
|
Tubuh menggunakan karbohidrat untuk menjalankan beberapa fungsi dasar otak sehingga saat Anda hanya mengonsumsi sedikit karbohidrat, otak bisa 'melawan balik'. Salah satunya seseorang akan alami 'binge eating' dimana mereka makan dalam porsi besar dan tidak bisa mengontrol kapan harus berhenti.
Rasanya seperti semua sel dalam tubuh menginginkan karbohidrat dan orang tersebut tidak bisa mengatasinya. Hal ini rupanya sebuah bentuk mekanisme tubuh untuk menghindarkan seseorang dari pingsan atau pusing akibat kurang karbohidrat.
Baca Juga: Ini 10 Makanan Rendah Lemak yang Perlu Dikonsumsi untuk Turunkan Berat Badan
5. Rendah lemak: tingkatkan rasa lapar
Foto: iStock
|
Selain diet rendah karbohidrat, diet rendah lemak juga begitu populer. Pelakunya kurangi asupan bahan makanan dengan kandungan lemak jenuh dan tak jenuh. Salah satu efek samping diet rendah lemak adalah peningkatan rasa lapar. "Lemak dicerna sedikit lebih lambat dibanding protein dan karbohidrat, jadi ketika Anda memangkas asupan lemak, Anda akan merasa lapar lebih cepat," jelas Hultin.
6. Rendah lemak: kekurangan vitamin
Foto: thinkstock
|
Lemak punya peran penting dalam tubuh yaitu melarutkan vitamin A, D, E dan K. Tidak memakan cukup lemak membuat tubuh tidak bisa menyerap vitamin tersebut. Hasilnya seseprang akan kekurangan nutrisi yang memicu berbagai masalah kesehatan.
7. Rendah lemak: membahayakan kadar kolesterol
Foto: shutterstock
|
Memang benar kalau terlalu banyak mengasup lemak jenuh akan meningkatkan kadar kolesterol berbahaya dalam tubuh. Namun penelitian membuktikan jalani diet rendah lemak berkaitan dengan lebih banyak kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Beberapa makanan berlemak seperti minyak zaitun, kacang, dan bijian sebenarnya perlu dikonsumsi untuk membuat kolesterol jahat tidak naik dan jantung tetap sehat.
8. Rendah lemak: kesehatan otak memburuk
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Makanan tinggi lemak seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak adalah makanan yang direkomendasikan untuk kesehatan otak. Otak yang sebenarnya 80% berupa lemak, sangat membutuhkan lemak untuk berfungsi dengan baik. Kurang asupan lemak bisa memicu berbagai masalah otak seperti ingatan yang kurang tajam, demensia, Alzheimer, dan kesulitan fokus serta konsentrasi.
Halaman 2 dari 9