Pemanis buatan biasa dijadikan perisa rasa manis dalam minuman soda berlabel rendah kalori alias diet soda. Ternyata penelitian terbaru menunjukkan adanya efek samping penggunaan pemanis buatan dalam minuman soda.
Minuman berkarbonasi berlabel diet pertama hadir pada tahun 1960-an. Warna, bentuk hingga rasanya sama seperti minuman berkarbonasi biasa.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktanya, begitu Anda meminum diet soda, tubuh akan menganggap pemanis buatan tadi sebagai gula biasa. Sayangnya, begitu sinyal itu ditangkap oleh pankreas, insulin tak dapat memproduksi apapun.
Karena hal ini, banyak penelitian yang mengungkap bahwa konsumsi diet soda bisa sebabkan sindrom metabolik. Dilansir This Is Insider (20/9), sindrom metabolik meliputi peningkatan tekanan darah, gula darah serta berat badan. Ujungnya ialah peningkatan risiko terkena diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
![]() |
Masalah lainnya ialah pemanis buatan dalam soda punya rasa manis yang lebih dibandingkan gula. Otak akan mengantisipasi asupan kalori begitu Anda meminumn diet soda. Hanya saja tubuh akan tetap merasa lapar.
![]() |
Jadi, kalau alasan Anda meminum diet soda untuk menjaga bentuk tubuh ramping, Anda jelas keliru. Karena para peneliti sudah membuktikan kalau minum diet soda justru berdampak pada kenaikan berat badan.
Baca juga: Rutin Minum Diet Soda Beresiko Sindrom X (sob/odi)