Minyak kelapa sangat bermanfaat bagi manusia. Mulai sebagai vitamin rambut, atasi obesitas, hingga wasir. Namun, sayangnya citra baik minyak kelapa ditolak mentah-mentah oleh Karin Michels, seorang professor di Hardvard. Ini lantaran minyak kelapa mengandung lemak jenuh yang tinggi.
Hal tersebut disampaikan oleh Michels dalam sebuah pidato berbahasa Jerman yang membahas mengenai kesalahan gizi pada minyak kelapa di Universitas Freiburg. Michels menjadi direktur Institut Pencegahan dan Epidemiologi Tumor.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari The Guardian (22/8) minyak kelapa mengandung lebih dari 80% lemak jenuh, lebih banyak dari lemak babi, mentega dan 60% lebih banyak daripada yang ditemukan dalam daging sapi. Namun, 37% masyarakat Amerika Serikat justru menganggap minyak kelapa sehat.
Pernyataan Michels didukung oleh organisasi lain yang mengeluarkan peringatan serupa.
"Minyak kelapa dapat dimasukkan dalam menu makan, tetapi karena tingginya lemak jenuh seharusnya hanya dimasukkan dalam jumlah yang sedikit" ungkap Yayasan Nutrisi Inggris. Bahkan menurutnya hingga saat ini tidak ada bukti kuat yang mendukung manfaat kesehatan dari minyak kelapa.
![]() |
Sebagai alternatif, Anda bisa mengganti minyak kelapa dengan menggunakan minyak sayur, minyak zaitun, dan minyak bunga matahari, karena ketiga minyak tersebut dipercaya bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL.
Baca juga : Apa Beda Minyak Kelapa Biasa dan Minyak Kelapa Murni? (dvs/odi)