Bagi orang-orang yang sedang berdiet atau memperbaiki pola makan, mengurangi asupan garam seringkali dilakukan dengan menghindari makanan yang mengandung sodium tinggi. Seperti ramen, mie instan, produk olahan daging, keripik kentang, dan makanan lainnya.
Namun, tidak hanya makanan olahan saja, ternyata roti juga menyimpan banyak kandungan garam tersembunyi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dilansir dari Food and Wine (16/03), sebuah survei dari 'World Action on Salt and Health' (WASH), menemukan lebih dari 2.000 roti gandum putih, gandum utuh, campuran gandum, dan roti tawar dari 32 negara dan wilayah, mengandung 34% lebih banyak garam. Dibandingkan dengan rekomendasi asupan garam di Inggris.
Secara khusus, 44% produk roti putih atau roti tawar melebihi rekomendasi asupan garam ini. Selain itu meski roti gandum memiliki kandungan garam terendah dari beberapa kategori roti, WASH memperingatkan bahwa kandungan garam dalam roti gandum tetap besar. Justru produk roti dari Amerika yang masih memiliki asupan garam relatif rendah, dibandingkan dengan produk roti dari negara lain.
Dalam survei ini WASH memisahkan tingkat kandungan garam dalam roti menjadi tiga bagian, yaitu 'merah' untuk produk roti dengan kandungan garam sangat tinggi, 'oranye' untuk roti dengan kandungan garam sedang, dan 'hijau' untuk kandungan roti dengan garam rendah dan aman dikonsumsi.
Dari sekian banyak produsen roti di Amerika, hanya roti tawar milik Grissom's Round Top White Enriched Bread yang masuk ke kategori 'merah' dan mendapatkan peringatan. Sementara produsen roti lainnya mendapatkan kategori 'oranye'.
![]() |
Secara keseluruhan, dari 40 produk roti Amerika yang WASH teliti, tidak ada satu pun yang mendapatkan peringkat 'hijau'. Dari seluruh produsen roti di dunia, hanya ada 30 produsen roti yang mendapatkan label 'hijau'.
Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh produsen roti di dunia menambahkan kandungan garam ke dalam produk mereka. Garam sendiri memiliki banyak fungsi untuk roti, selain membuat rasanya menjadi lebih gurih, garam juga berguna untuk mengontrol aktifitas ragi dalam proses fermentasi serta berfungsi sebagai pengawet.
"Survei kami menunjukkan bahwa banyak produsen roti di dunia internasional masih menambahkan jumlah garam yang besar, yang sebenarnya tidak perlu dilakukan," ungkap Graham MacGregor, selaku ketua WASH dan profesor kardiologi di Queen Mary, University of London.
"Pemerintah Inggris harus bertindak dari sekarang, dan menghidupkan kembali peraturan pengurangan garam di industri makanan," pungkas Graham.
Baca Juga: Wah, Roti Tawar dan Smoothie Juga Mengandung Banyak Garam! (sob/odi)