Konsumsi Makanan Tinggi Serat Tak Selalu Berhasil Turunkan Berat Badan, Ini Sebabnya

Konsumsi Makanan Tinggi Serat Tak Selalu Berhasil Turunkan Berat Badan, Ini Sebabnya

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Rabu, 04 Okt 2017 19:03 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Sebuah penelitian membuktikan konsumsi makanan tinggi serat tak jamin keberhasilan diet. Pasalnya ada faktor individual yang menentukan keberhasilan diet.

Hal tersebut disampaikan Mads Hjorth dan Arne Astrup dari Departemen Gizi, Latihan dan Olahraga Universitas Copenhagen, Denmark dalam penelitiannya mengenai "New Nordic Diet" dan "Average Danish Diet." Dikutip dari Science Daily (12/9), penelitian ini dipublikasikan dalam International Journal of Obesity oleh Springer Nature.

"Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa jenis bakteri berperan penting dalam pengaturan dan penurunan berat badan," ujar Astrup. "Sekarang kami bisa menjelaskan kenapa diet tinggi serat tak selalu berhasil turunkan berat badan. Bakteri usus manusia rupanya jadi bagian penting untuk menjawab soal itu dan sejak sekarang berperan dalam usaha penurunan berat badan," lanjut Astrup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konsumsi Makanan Tinggi Serat Tak Selalu Berhasil Turunkan Berat Badan, Ini SebabnyaFoto: Thinkstock

Dalam penelitian, ia meminta 62 partisipan yang kelebihan berat badan untuk jalani "New Nordic Diet" dan "Average Danish Diet" secara acak. Pola diet ini menyertakan banyak serat dan gandum. Namun "New Nordic Diet" lebih tinggi serat dan lebih menekankan pada konsumsi buah dan sayur. Komposisi dan berat badan partisipan lalu diukur sebelum mereka jalani diet 26 minggu ini.

Selanjutnya peneliti melihat sampel kotoran partisipan lalu membaginya jadi dua kelompok berdasarkan bakteri enterotipe atau ususnya. Mereka membandingkan bakteri Prevotella dan Bacteroides. Sekitar setengah partisipan berada dalam kelompok bakteri Prevotella lebih tinggi dibanding Bacteroides dan setengahnya lagi dalam kelompok lebih rendah.

Setelah 26 minggu jalani "Average Danish Diet," mereka melanjutkannya dengan "New Nordic Diet" di tahun selanjutnya. Hasilnya secara rata-rata, 31 partisipan yang jalani "New Nordic Diet" selama 26 minggu turun berat badan 3,5 kg. Sementara 23 partisipan yang jalani "Average Danish Diet" turun berat badan 1,7 kg.

Konsumsi Makanan Tinggi Serat Tak Selalu Berhasil Turunkan Berat Badan, Ini SebabnyaFoto: iStock

"New Nordic Diet" paling berhasil pada partisipan yang bakteri Prevotella-nya tinggi. Mereka kehilangan lemak tubuh 3,15 kg lebih banyak saat jalani diet ini dibanding jalani "Average Danish Diet." Lingkar pinggang mereka juga turun lebih signifikan. Berat badannya bahkan lebih stabil setahun setelahnya.

Sementara itu partisipan dalam kelompok bakteri Prevotella rendah, tidak terpengaruh dalam hal berat badan. "Orang dengan rasio Prevotella/Bacteroides lebih tinggi, lebih mudah kehilangan lemak tubuh saat jalani diet tinggi serat dan gandum dibanding mereka yang jalani Danish Diet," jelas Hjorth.

Hjorth mengatakan penelitian terhadap microbiota usus manusia memegang peranan jauh lebih tinggi dalam hal personalisasi nutrisi. Ia meyakini dua kelompok yang didasarkan pada jumlah bakteri usus bisa jadi penanda berharga dalam memprediksi apakah diet spesifik akan sesuai untuk seseorang atau tidak.

(adr/odi)

Hide Ads