Hati-hati! Sering Makan Kol Goreng Bisa Picu Kanker Lho!

ADVERTISEMENT

Hati-hati! Sering Makan Kol Goreng Bisa Picu Kanker Lho!

Lusiana Mustinda - detikFood
Jumat, 28 Jul 2017 13:55 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Walaupun sebagai lalapan, kol juga sering disajikan dengan cara digoreng. Padahal ini bisa merusak zat gizi bahkan picu risiko kanker.

Saat menikmati ayam goreng atau ikan goreng sering kali kita menyantapnya dengan sambal dan lalapan. Orang Indonesia biasanya menyantap ayam goreng dengan nasi hangat plus sambal.

Bukan kol segar, justru kol yang goreng menjadi lalapan yang kini kian digemari. Ini karena teksturnya yang renyah dan rasanya yang nikmat. Apalagi ditambah dengan cocolan sambal, ah sedapnya!

Kol goreng yang enak dipadu sambal.Kol goreng yang enak dipadu sambal. (Foto: Istimewa)

Bagaimana pendapat ahli gizi dengan kegemaran seseorang menyantap kol goreng? Jansen Ongko, selaku ahli gizi mengatakan bahwa perlu hati-hati dalam menyantap makanan ini.

Baca juga: 3K Coffee: Enaknya Nasi Bertabur Ayam Suwir Gurih, Kremesan dan Kol Goreng

Menurutnya, proses penggorengan memang dapat merusak beberapa jenis vitamin seperti vitamin B dan C yang terkandung pada kol.

"Tidak hanya menggoreng dengan suhu tinggi, penggunaan minyak yang dipakai berulang kali juga akan mengalami proses oksidasi sehingga kandungan radikal bebasnya meningkat," ujar Jansen kepada detikFood beberapa waktu lalu.

Sajian nasi dengan kol goreng.Sajian nasi dengan kol goreng. (Foto: dok. detikFood)

Selain itu, menggoreng makanan terlalu lama juga akan merangsang munculnya senyawa amina heterosiklik yang bersifat karsinogenik.

"Kandungan inilah yang diduga dapat memicu kanker," tambahnya.

Baca juga: Disebut Gunakan Bahan Penyebab Kanker, Ini Penjelasan Nutella

Jansen menyarankan, jika ingin mengonsumsi kol goreng, lebih baik membuat sendiri di rumah karena Anda dapat mengontrol suhu dan jenis minyak yang digunakan sehingga dapat menekan senyawa karsinogenik pemicu kanker.

"Akan lebih baik lagi jika mengurangi konsumsi kol goreng dan menggantinya dengan kol segar," sarannya. (lus/odi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT