Ditemui dalam acara "Ramadan Sehat dan Praktis Bersama Philips" (15/5), ahli gizi Rita Ramayulis DCN, M.Kes menjelaskan puasa dari sudut ilmu gizi.
"Selama 14 jam tidak makan dan minum, tubuh mengalami proses detoksifikasi. Sebenarnya detoksifikasi dilakukan tubuh setiap hari melalui hati. Tetapi pada saat puasa, detoksifikasi ini bersifat dikondisikan," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: iStock |
Rita melanjutkan, "Detoksifikasi bermanfaat meregenerasi organ tubuh. Mulai dari lambung, ginjal, hingga pankreas." Namun menurutnya manfaat ini tidak akan maksimal jika asupan makanan selama puasa tak diperhatikan.
Asupan nutrisi saat puasa sebaiknya tetap mengikuti prinsip seimbang dan beraneka ragam. Terdiri dari 50% karbohidrat, 25% lemak, dan 15% protein dari total kebutuhan energi, vitamin dan mineral setiap orang. Sedangkan untuk porsi makan sahur yang dianjurkan adalah 1/3 kebutuhan kalori harian.
Rita juga menekankan meski pemenuhan asupan nutrisi saat puasa sama seperti hari biasa, kebutuhan energi tubuh sebenarnya lebih sedikit. "Ini karena saat puasa organ tubuh bekerja lebih lamban. Ditandai dengan penurunan Basal Metabolic Rate (BMR)," ujar ahli gizi ramah ini.
Foto: iStock |
"Konsumsi makanan perlu diatur. Makanan harus tetap seimbang antara karbohidrat, protein, lemak, sayur, buah, air, serta serat sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing orang," tutur Rita. Dengan cara ini bisa dipastikan berat badan akan ideal saat berpuasa. "Bukan tambah naik seperti yang dialami banyak orang," sambung Rita.
Ia juga mengingatkan agar makanan berkalori tinggi dan yang menyebabkan dehidrasi dihindari karena akan mengganggu metabolisme tubuh untuk detoksifikasi. Termasuk diantaranya gorengan, es buah, sirup dan teh manis.
(adr/odi)

Foto: iStock
Foto: iStock
KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN