Bukan tanpa alasan, makanan di pesawat terasa kurang enak antara lain karena kondisi tekanan udara. Selain itu juga karena makanan diproduksi makanan yang massal.
![]() |
Menurut buku 'Gastrophysics: The New Science of Eating', dilansir dari Traveller (19/05/17), makanan yang disajikan di ketinggian tidak hanya terasa kurang enak, namun seringkali memiliki kalori lebih tinggi dari seharusnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu makanan yang dikonsumsi membutuhkan 20-30% gula dan garam lebih banyak dari biasanya. Ini agar rasanya tetap sama dengan makanan yang dikonsumsi di darat. Mungkin inilah sebabnya maskapai penerbangan tidak pernah memberitahu seberapa sehat makanan yang mereka sajikan untuk penumpang.
Menurut Profesor Spence, seorang dosen di Universitas Oxfod, ada faktor lain yang turut berperan. "Ada kebosanan. Ketika berada di pesawat cenderung tidak ada yang bisa dilakukan. Ketika makanan yang disajikan datang, ini menjadi sebuah tawaran gratis yang sulit untuk ditolak sehingga penumpang jarang menolak makanan di pesawat," tutur Spence.
![]() |
Diperkirakan orang Inggris mengasup lebih dari 3400 kalori ketika mereka makan satu makanan yang disajikan oleh maskapai penerbangan. "Sering sekali maskapai penerbangan memilih untuk memasukkan makanan yang mereka sajikan lebih banyak gula dan garam untuk meningkatkan rasa. Sehingga tidak mengherankan, jika makanan pesawat yang disajikan bukanlah yang paling sehat," pungkas Spence.
Akhir-akhir ini, makanan yang disajikan dalam pesawat memang tengah menjadi sorotan publik. Setelah disinyalir rendahnya pengawasan dan kualitas makanan. (odi/odi)