Menurut ahli, gerakan global untuk kurangi asupan garam hingga 10% selama 10 tahun bisa cegah jutaan kematian akibat penyakit jantung. Pendidikan publik akan bahaya garam dan kebijakan nasional merupakan solusi murah daripada pengobatan medis.
Banyak orang dewasa konsumsi garam lebih dari asupan maksimum yang dianjurkan WHO yaitu 2 gram per hari. Diperkirakan terjadi 1,6 juta kematian akibat penyakit jantung di seluruh dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Peneliti kemudian memperkirakan jumlah DALYs atau ukuran hilangnya tahun hidup karena ketidakmampuan beraktivitas karena sakit. Jumah ini dapat dihindari dengan kebijakan tiap negara tiap tahunnya antara 2011 dan 2020. Biaya diperkirakan dalam internasional dollar (unit mata uang yang digunakan organisasi internasional untuk membandingkan nilai-nilai mata uang yang berbeda).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, kebijakan ini dapat menghemat kira-kira 5,8 juta DALYs per tahun terkait penyakit kardiovaskular dengan biaya rata-rata 1,13I$ per orang selama 10 tahun intervensi.
Secara global, estimasi rasio rata-rata biaya keefektifan dari intervensi 10 tahun adalah sekitar I$204 per DALY yang diselamatkan (belum terhitung penghematan biaya kesehatan dari terhindarnya kejadian). Hal ini menjadi bukti bahwa kebijakan lebih efektif dari pengobatan medis.
![]() |
Profesor bidang Nutrisi di Univeristas Tufts, Dariush Mozaffarian mengakui bahwa ada beberapa keterbatasan dalam studi. Namun dapat dikatakan kelebihan garam dalam pola makan menyebabkan ratusan ribu kematian akibat penyakit kardiovaskular tiap tahunnya.
"Kami menemukan bahwa kebijakan dengan dukungan pemerintah untuk mengurangi garam akan secara efektif menghemat biaya di hampir semua negara di dunia," ujar peneliti lain yaitu mahasiswa ekonomi dari Stanford University, Michael Webb dikutip dari mirror.co.uk (10/1/17).
(adr/odi)