Susu rendah lemak umumnya menarik perhatian pelaku diet. Sebab muncul anggapan bahwa lemak berdampak negatif.
Sebenarnya kini banyak ahli menyepakati kalau lemak menjadi bagian penting dalam pola makan sehat. Tidak tepat jika menyalahkan lemak akan buruknya kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Manfaatnya berperan penting dan perlu dimasukkan dalam pola makan seimbang. Diantaranya sebagai sumber energi, pembangun jaringan tubuh dan membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak seperti A, D, E dan K.
Produk susu, termasuk full fat, disebut punya kaitan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular.
"Fakta menunjukkan bahwa produk berbasis susu terbukti memiliki manfaat untuk mengurangi risiko penyakit stroke, diabetes, darah tinggi serta sindrom metabolisme," ungkap Weichselbaum.
Berkembangnya tren rendah lemak membuat konsumen yang berdiet ikut memilih produk susu rendah lemak. Namun hal itu tidak sepenuhnya tepat, sampainya. Ketika lemak dihilangkan dari susu dan produk olahannya, vitamin larut dalam lemak yang ada secara alami akan ikut hilang.
Belum lagi pengurangan pemakaian lemak dalam susu membuat rasa berubah. Karena lemak yang memberi rasa enak. Penggantinya berupa tambahan karbohidrat atau gula rafinasi. Ini dianggap lebih berbahaya bagi kesehatan.
Disamping itu, Weichselbaum menyarankan pilihan susu tanpa rasa khususnya bagi anak-anak. Susu dengan rasa-rasa tertentu sebaiknya dikurangi karena menggunakan gula tambahan.
![]() |
Meski punya segudang manfaat, Weichselbaum pun mengingatkan perlunya moderasi dalam konsumsi susu. Tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
"Anak-anak, dewasa dan orang tua tetap direkomendasikan mengonsumsi 3 gelas susu tiap hari. Tapi karena butuh energi dan kalori lebih sedikit, ukuran penyajian anak-anak lebih kecil. Sedangkan buat dewasa lebih besar," ucap wanita yang mendapat gelar Master dan PhD di Universitas Vienna, Austria ini. (msa/odi)