Mereka mengamati konsumsi keju tinggi lemak pada kesehatan. Sekelompok peneliti University of Copenhagen menemukan bahwa makan keju dapat menyehatkan badan. Ini karena keju meningkatkan kadar kolesterol baik, HDL (High Density Lipoprotein) yang melindungi tubuh dari penyakit kardiovaskular dan penyakit metabolisme.
Peneliti melakukan tes keju selama 12 minggu dengan 139 orang. Mereka ingin menemukan bagaimana keju tinggi lemak mempengaruhi kondisi tubuh. Ada 3 kelompok penelitian. Kelompok pertama makan 80 g keju tinggi lemak rutin setiap hari. Kelompok kedua makan 80 g keju rendah lemak, dan kelompok ketiga tidak makan keju tetapi makan 90 g roti dan selai setiap hari sebagai gantinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Studi lain dari Jepang juga menemukan konsumsi keju mencegah akumulasi lemak di hati dan berpotensi meningkatkan parameter lipid serum, parameter risiko kardiovaskular.
Studi tahun 2015 menyebutkan keju merupakan kunci agar metabolisme lebih cepat dan dapat mengurangi obesitas. Hanne Bertram, ahli makanan dari Aarhus University di Denmark, membandingkan urin dan feses 15 orang yang konsumsi keju atau susu atau mentega tanpa produk susu lainnya.
Hasilnya, mereka yang makan keju memiliki kadar asam butirat lebih tinggi. Asam ini berkaitan dengan pengurangan obesitas dan metabolisme lebih tinggi. Tingkat butirat lebih tinggi juga disebut dapat menurunkan kolesterol.
![]() |
Pada 2012, penelitian pada keju Roquefort atau keju biru disebutkan dapat mencegah penyakit kardiovaskular sehingga tubuh sehat dan berumur panjang. Selain itu, pada 2009, penelitian di Australia konsumsi banyak produk susu, seperti keju dapat menurunkan berat badan.
Sukarelawan yang menjalani diet rendah kalori diminta makan lebih banyak keju, yogurt dan susu rendah lemak. Hasilnya bukan saja berat badan turun tapi juga mengurangi tekanan darah sehingga berpeluang terhindar dari sakit jantung dan diabetes.
"Banyak orang yang menurunkan berat badan percaya produk susu seperti keju harus dihindari karena tinggi lemak,' ujar Dr Wendy Chan She Ping Delfos, dari Curtin University of Technology dikutip dari telegraph.co.uk (20/9/16).
Padahal makanan tinggi protein, kalsium, vitamin D dan nutrisi bioaktif lainnya penting untuk mengontrol berat badan. (odi/odi)