Menurut para ilmuwan di University of Adelaide, lemak dan karbohidrat dapat memberikan energi yang cukup dan dapat dicerna lebih cepat dari protein. Akan tetapi jika energi yang dikeluarkan sedikit, tentu lemak akan disimpan dalam tubuh dan digunakan lagi jika dibutuhkan.
Dalam Independent (03/08) Wenpeng You, PhD, mahasiswa dari University of Adelaide memeriksa ketersediaan gula dan daging kemudian mengaitkannya dengan dampak obesitas di 170 negara dan menemukan korelasi yang kuat antara keduanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ada kepercayaan bahwa lemak dan karbohidrat merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap obesitas," tutur You.
You menjelaskan bahwa, lemak dan karbohidrat dalam diet memasok energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena protein daging dicerna lebih lambat dari pada lemak dan karbohidrat, ini membuat energi yang kita terima dari protein surplus yang kemudian diubah dan disimpan sebagai lemak dalam tubuh manusia.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa ada hubungan antara daging dan obesitas yang dikaitkan dengan kandungan lemak. Tapi, You justru mengatakan protein dalam daginglah yang berperan dalam obesitas.
![]() |
Walaupun begitu, Henneberg menyarankan masyarakat untuk selalu waspada terhadap konsumsi gula berlebihan dan beberapa kandungan lemak jenuh. "Berdasarkan temuan kami, kami percaya protein daging dalam makanan manusia juga membuat kontribusi yang signifikan terhadap obesitas," tambah Henneberg.
Mr. You mempresentasikan hasil temuannya ini dalam 18th International Conference di Nutrition and Food Sciences di Zurich, Switzerland. (lus/odi)