Teh Hijau Terbukti Bisa Atasi Gangguan Otak pada Penderita Down Syndrome

Teh Hijau Terbukti Bisa Atasi Gangguan Otak pada Penderita Down Syndrome

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Kamis, 09 Jun 2016 06:02 WIB
Foto: iStock
Jakarta - Teh hijau dikenal kaya antioksidan sehingga baik untuk kulit. Kecuali itu, senyawa di dalamnya terbukti bantu atasi gangguan otak yang disebabkan down syndrome.

Temuan tersebut disampaikan Dr Rafael de la Torre dan Dr Mara Dierrssen selaku peneliti utama. Mereka menyebut senyawa epigallocatechin gallate yang terdapat dalam teh hijau, putih, dan hitam berperan meningkatkan memori visual dan mengarah pada perilaku adaptif jika dikombinasikan dengan stimulasi kognitif.

Dr Rafael de la Torre mengatakan, "Hasil penelitian menunjukkan individu yang menerima perlakuan dengan senyawa teh hijau dan protokol stimulasi kognitif memiliki skor lebih baik pada kapasitas kognitif mereka.

" Peneliti juga mengadakan tes neuro-imaging pada 84 partisipan berusia antara 16-34 tahun untuk menentukan apakah peningkatan kapasitas kognitif tersebut disebabkan perubahan fisik atau neuropsikologis di otak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengejutkan ketika melihat bahwa perubahan tidak hanya pada kognitif (dalam kapasitas beralasan, pembelajaran, memori, dan perhatian), tetapi juga konektivitas fungsional neuron di otak menjadi lebih baik," ujar Dr de la Torre seperti diberitakan Independent (8/6).

Peneliti bertujuan melanjutkan penelitian mereka yang dipublikasikan di The Lancet Neurology ini. Dimulai dengan percobaan klinis pada anak-anak dengan gangguan genetis. "Temuan kami sudah positif pada populasi orang dewasa, dimana plastisitas otak terbatas karena otak sudah berkembang sepenuhnya. Kami yakin jika perlakuan ini diberikan pada anak-anak, hasilnya mungkin lebih baik," ujar kedua dokter tersebut.

Menurut Asosiasi Down Syndrome setidaknya ada 40.000 orang di Inggris yang mengalaminya. Tiap tahun 750 bayi lahir dengan menyandang down syndrome. Down syndrome disebabkan kelebihan kromosom pada seseorang. Dan pada banyak kasus ini tidak diturunkan. Mereka yang mengalami down syndrome memiliki keterbatasan dalam pembelajaran. Ekspektansi hidup mereka berada pada usia 50-60 tahun.

Dr Dierssen mengatakan, "Ini adalah untuk pertama kalinya perlakuan menunjukkan kemanjuran pada peningkatan beberapa fungsi kognitif mereka yang hidup dengan down syndrome."

"Saya rasa sudah jelas bahwa temuan kami bukanlah obat untuk menyembuhkan down syndrome. Tetapi temuan ini telah terbukti bermanfaat pada populasi luas. Mungkin bisa menjadi perlakuan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka yang mengalami down syndorme," pungkas Dr Dierssen. (odi/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads