Apa Benar Tempe Gembus dan Tempe Bongkrek Nutrisinya Rendah?

Tempe, Makanan Asli Indonesia

Apa Benar Tempe Gembus dan Tempe Bongkrek Nutrisinya Rendah?

Lusiana Mustinda - detikFood
Senin, 23 Mei 2016 15:12 WIB
Foto: iStock/detikFood
Jakarta - Di Indonesia, ada jenis tempe yang terbuat dari ampas tahu. Akan tetapi tempe jenis ini memiliki kandungan gizi yang rendah. Benarkah?

Tempe jadi sumber protein nabati andalan banyak orang. Selain harganya terjangkau, tempe juga dilengkapi dengan protein serta serat yang baik untuk kesehatan.

Banyak orang yang hanya mengenal tempe kedelai. Padahal ada banyak jenis tempe yang berasal dari kacang-kacangan maupun ampas dari proses pembuatan tahu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tempe gembus dan bongkrek sering dikonsumsi oleh beberapa orang, terutama di daerah Jawa.



Tempe gembus merupakan tempe yang terbuat dari ampas tahu yang ditambahkan dengan ragi kemudian dibungkus dan difermentasi. Biasanya tempe gembus digoreng tepung atau diolah dengan bumbu. Soal nilai gizi, sayangnya tempe ini dicap sebagai tempe yang rendah nutrisi.

Tapi menurut ahli gizi Jansen Ongko (18/05), meskipun berasal dari sisa pembuatan tahu, tempe gembus masih memiliki manfaat untuk tubuh.

Jansen menuturkan bahwa, tempe gembus memiliki kadar protein dan lemak yang lebih rendah, kandungan energinya juga hanya setengah dari yang terdapat pada tempe kedelai murni.

Walaupun begitu, tempe gembus memiliki serat makanan yang tinggi serta kandungan asam amino yang sama dengan tempe kedelai murni, hanya saja kadarnya lebih rendah. Sehingga tempe gembus masih dapat dikonsumsi.

Sedangkan ada juga tempe bongkrek. Jenis tempa ini sangat populer di daerah Jawa tengah dan juga Banyumas. Tempe bongkrek dibuat dari ampas kelapa atau bungkil kelapa.



Berbeda dengan tempe gembus, tempe bongkrek seringkali menyebabkan keracunan karena adanya kontaminasi bakteri.

"Bakteri ini bernama Burkholderia Galdioli yang menghasilkan racun berupa asam bongkrek dan toxoflavin, serta dapat memusnahkan jamur Rhizopus karena efek antibiotik dari asam bongkrek," tambah Jansen. (lus/odi)

Hide Ads