Dilansir Sciencedaily (27/04), hasil penelitian ini dikemukakan dalam Annual Conference of the British Psychological Society oleh Dr. Sandi Mann dari University of Central Lancashire (UCLan) dan rekannya Faye Ibbitson dan Ben Edwards. Mereka melakukan dua studi tentang kebosanan dan pilihan makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi kedua peneliti kemudian meminta 45 partisipan untuk menonton acara yang bersifat membosankan atau lucu. Lalu disediakan pula camilan yang sehat maupun yang tidak sehat.
Camilan ditaruh dalam mangkuk dan ditimbang sebelum dan sesudah untuk mengetahui berapa banyak masing-masing camilan telah dimakan.
Hasil dari studi pertama menunjukkan orang cenderung untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Seperti keripik, permen dan makanan cepat saji setelah menyelesaikan tugas yang membosankan.
Hasil dari studi kedua menunjukkan bahwa peserta yang telah menyaksikan video yang membosankan secara signifikan juga mengonsumsi makanan tidak sehat.
"Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kita mendambakan lemak dan gula dalam makanan ketika kita bosan. Ini memperkuat teori bahwa kebosanan berhubungan dengan rendahnya tingkat stimulasi otak terhadap kimia dopamin. Orang yang bosan mencoba untuk meningkatkan asupan lemak dan gula,” ungkap Dr. Sandi Mann.
‘Orang merancang kampanye pendidikan kesehatan untuk mendorong kita membuat pilihan makanan sehat saat mengalami kebosanan. Termasuk kebosanan di tempat kerja. Orang yang bosan tidak makan kacang,’ tambahnya
(odi/odi)

KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN