Teripang merupakan hewan invertebra Holothuroide yang dapat dikonsumsi. Hewan laut yang kaya protein ini telah lama dikonsumsi manusia dan juga menjadi makanan tradisional di beberapa negara Asia seperti Jepang, China, Indonesia hingga Korea.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada tujuh jenis teripang yang memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu Teripang Pasir (Holothuroidea Scabra), Teripang Hitam (Holoturoidea Edulis), Teripang Coklat (Holothuroidea Marmoreta), Teripang Merah (Holothuroidea Vatiensis), Teripang Koro (Holothuroidea Nobilis), Teripang Nanas (Thelonata Anana) dan Teripang Gamat (Stichopus Varigatus).
Menurut Riki, teripang mengandung faktor regenerasi sel sehingga dapat merangsang regenerasi atau pemulihan sel dan jaringan tubuh manusia yang telah rusak.
Dalam kondisi kering, kandungan protein teripang bisa mencapai 83 persen. Protein teripang banyak dihasilkan pada dinding tubuhnya serta banyak mengandung asam amino seperti glycin, asam glutamat, asam aspartat, alanin dan arginin. Riki juga menyebutkan bahwa ada sekitar 70 persen dari protein pada dinding tubuh teripang terdiri dari kolagen yang merupakan komponen utama dalam jaringan ikat.
Worldwide Rhizoma dan PT. Indonesia Marine Cosmotech, keduanya sama-sama menggunakan bahan baku yang sama yaitu teripang atau gamat. Perusahaan ini juga mengolah gamat menjadi suplemen kesehatan dan juga kosmetik yang meliputi masker wajah, pembersih muka, serum, shampoo, body scrub, krim hingga spray wajah.
"Bahan baku yang kami gunakan juga sudah halal," tambah Riki.
Sebelum ada teknologi pengeringan teripang, hewan ini banyak diolah menjadi makanan enak di beberapa negara. Seperti Sea Cucumber Jeon di Korea hingga aneka tumisan sayuran berbumbu dengan potongan teripang di China dan Indonesia.
(lus/odi)