Perhatikan 9 Tips Ini Sebelum Jalani Detoks (1)

Detoks Jus Alami dan Aman

Perhatikan 9 Tips Ini Sebelum Jalani Detoks (1)

Maya Safira - detikFood
Senin, 11 Jan 2016 10:03 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Keamanan perlu diperhatikan dalam melakukan detoksifikasi sendiri. Untuk itu ada beberapa tips sebelum menjalani detoks di rumah.
 
Dalam menjalani diet apapun, ada aturan yang perlu dijalani. Sama halnya dengan detoks. Jika ingin menjalani detoks di rumah, ada hal yang sebaiknya dilakukan dan dilarang. Detikfood merangkumnya dari berbagai sumber, termasuk pendapat ahli gizi dan konsultan gizi.
 
1. Pelajari jenis detoks yang sesuai



Ada banyak cara menjalani detoksifikasi. Seperti berpuasa, detoks dengan air putih yang disuling, jus buah atau sayur, detoks olahraga atau detoks rest. Sebaiknya pelajari jenis detoks yang sesuai dengan tubuh Anda. Jangan sampai memaksakan cara detoks yang sedang tren atau ekstrem karena mungkin justru bisa berbahaya bagi kesehatan Anda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahli gizi Jansen Ongko, MSc, RD mengatakan tiap orang memiliki kondisi tubuh berbeda. Sehingga efek dari jenis detoks akan berbeda pula, khususnya bagi yang memiliki gangguan kesehatan.

2. Konsultasikan ke pakar



Meski hendak menjalani detoks di rumah, ada baiknya tetap melakukan konsultasi terlebih dulu ke ahli gizi. Karena Anda perlu tahu kondisi tubuh. Terutama jika hendak menjalani detoks ketat seperti water fasting (puasa hanya minum air putih yang disuling). Menurut konsultan gizi Andang W. Gunawan, ND dalam buku “Diet Detoks: Cara Ampuh Menguras Racun Tubuh”, water fasting sebaiknya dilakukan di klinik khusus yang mempraktikkan detoks ini dan di bawah pengawasan spesialis detoks.

Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, MS, Ketua Umum Pergizi Pangan juga mengatakan jika ingin melakukan detoks ekstrem perlu konsultasi terlebih dahulu. Detoks air misalnya bisa saja menyebabkan hipotermia dan kekurangan natrium yang berbahaya bagi kesehatan, tambahnya.

3. Detoks puasa dan pola makan seimbang lebih baik

Dibanding melakukan berbagai tren detoks, ahli gizi lebih menyarankan puasa dan pola makan seimbang. Hardinsyah menyebut kombinasi detoks puasa seperti di bulan Ramadhan dengan pengaturan makan dan minum bisa berdampak lebih baik sekaligus efektif. Rita Ramayulis DCN, M.Kes menambahkan detoks puasa hasilnya akan baik bila saat berbuka puasa tidak makan gorengan dan berlebihan konsumsi gula.

4. Jangka waktu menjalani detoks



Andang menyebutkan waktu untuk menjalani detoks adalah 7 sampai 40 hari, tergantung kondisi seseorang. Bagi yang belum terbiasa, sebaiknya lakukan latihan dulu misalnya dengan detoks selama tiga hari. Menurutnya, proses pengeluaran toksin baru dimulai pada hari ketiga. Bagi yang menjalani detoks lebih dari 7 hari, Andang menyarankan konsultasi dahulu dengan dokter atau ahli gizi.

Sebaliknya, Rita yang menulis buku “Detox is Easy” menyarankan detoks tidak boleh dilakukan lebih lebih dari 2 hari, terutama detoks jus. Menurutnya, jika lebih dari dua hari detoks harus diawasi ahli gizi atau pakar kesehatan karena bahan-bahan yang digunakan untuk detoks tidak lengkap.

5. Detoks tidak setiap hari

Menurut Rita, detoks banyak dilakukan karena dikaitkan dengan toksin yang ada dalam tubuh. Jika detoks dalam tubuh tidak sempurna, maka Rita menyebut perlu melakukan detoks. Tapi detoks tidak perlu dilakukan setiap hari. Hal serupa juga disampaikan Hardinsyah. Ia mengatakan detoks paling tidak dilakukan setahun sekali bagi yang sering terpapar polusi atau racun.

(adr/odi)

Hide Ads