Walau penggemar berat jengkol terus bertambah, tak jarang jengkol juga dihindari banyak orang. Selain karena baunya, juga karena takut mendapatkan penyakit yang hanya terjadi karena makan jengkol.
Mengapa jengkol sampai bisa mengakibatkan penyakit? Menurut Jansen Ongko, MSc, RD, hal ini karena jengkol mengandung senyawa sejenis asam amino non protein yang mengandung sulfur. Kandungan sulfur inilah yang ada di dalam asam jengkolat yang membuat aroma jengkol jadi kurang enak. Semakin tua jengkol, maka semakin banyak pula asam jengkolat di dalamnya. Biasanya, jumlah asam jengkolat dalam jengkol berkisar 1-2% dari beratnya.
Nah, kandungan asam jengkolat ini yang bisa mempengaruhi seseorang mendapatkan penyakit jengkolan.
“Asam jengkolat akan membentuk suatu kristal yang sulit larut dalam suasana asam. Kristal-kristal asam jengkolat ini dapat menyumbat saluran kencing dan ginjal, sehingga menyebabkan susah buang air kecil,” ujar konsultan nutrisi saat dihubungi detikFood (30/11).
Namun, penyakit ini bisa didapatkan bukan karena kebanyakan makan jengkol. Jejengkolan tergantung dari respon masing-masing orang.
“Ada orang yang dapat mengonsumsi jengkol tanpa masalah, tetapi ada juga yang mengonsumsi dalam jumlah yang kecil sudah mengalami keracunan jengkol,” jelasnya lagi.
Risiko jengkolan bervariasi pada setiap orang, bukan karena terlalu banyak makan jengkol, tapi berpengaruh pula pada sistem daya tahan tubuh sendiri dan genetik.
Walau tidak ada ketentuan tetap setiap orang harus makan jengkol berapa banyak agar tak kena jengkolan, tetap saja makan jengkol secara berlebihan tak disarankan. Karena, mengonsumsi jengkol secara berlebihan dapat menyebabkan keracunan, bahkan gagal ginjal akut.
Gejala keracunan jengkol adalah nyeri pada perut dan kadang-kadang muntah, serangan kolik dan nyeri ketika buang air kecil, urin berdarah, pengeluaran urin sedikit dan terdapat titik putih seperti tepung, bahkan urin tidak bisa keluar sama sekali.
Gejala-gejala penyakit jengkolan bisa dilihat dari respon tubuh setelah makan jengkol. Hal itu bisa muncul setelah 5-12 jam mengonsumsi jengkol. Keluhan yang paling cepat bisa terjadi dalam 2 jam, dan paling lambat adalah 36 jam sesudah mengonsumsi biji jengkol.
Jangan kawatir, Anda bisa tetap makan jengkol asal dalam porsi yang wajar. Apalagi, kandungan asam jengkolat ternyata bisa dikurangi dengan cara merebus jengkol terlebih dahulu dalam larutan yang mengandung abu gosok (basa). Atau membuat jengkol berkecambah, juga dengan cara memasaknya yang menggunakan banyak rempah, dan waktu perebusan yang lama.
(tan/odi)