Cuka kelapa mirip dengan cuka fermentasi lainnya seperti cuka apel dan cuka balsamic. Umumnya dibuat dari air kelapa atau getah pohon kelapa. Warnanya putih dengan rasa asam sangat tajam dan sedikit rasa ragi.
Dari segi nutrisi, cuka kelapa memiliki indeks glikemik sangat rendah sehingga cocok dikonsumsi pasien diabetes. Penelitian Dr David JA Jenkins tahun 2008 menemukan pasien diabetes yang mengonsumsi makanan rendah indeks glikemik memiliki gula darah yang lebih terkontrol dan mengalami penurunan faktor risiko penyakit jantung dibanding pasien yang mengonsumsi makanan tinggi serat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mineral yang terkandung dalam getah kelapa antara lain fosfor, kalium, zat besi, magnesium, sulfur, boron, zinc, mangan, dan tembaga. Namun potasium menjadi mineral yang paling banyak terkandung dalam cuka kelapa. Tiap 1 sdm cuka kelapa mengandung 192 mg potasium.
Seperti dilansir dari Live Strong (11/09/15), potasium berperan penting dalam menyeimbangkan elektrolit tubuh dan mengontrol tekanan darah tinggi. Tak hanya kaya mineral, getah kelapa juga mengandung banyak asam amino esensial dan nonesensial.
Beberapa asam amino berperan penting dalam membantu sistem imun melawan infeksi, memperbaiki jaringan tubuh, serta mentransmisikan pesan dalam otak.
Untuk memanfaatkan cuka kelapa sebenarnya sama dengan cuka apel atau apple cider vinegar (ACV). Cuka kelapa dapat diminum langsung setiap pagi untuk mendapat manfaat detoks. Caranya, campurkan 1 sdm cuka kelapa dengan 1 sdm air mineral.
Jika tidak suka diminum langsung, tambahkan cuka kelapa dalam saus salad favorit atau dalam bumbu masak lainnya. Cuka kelapa akan memberi rasa manis asam yang khas dalam masakan. Masyarakat Filipina kerap menggunakan cuka kelapa atau ng niyog dalam masakan mereka.
Di Amerika Serikat, cuka kelapa tersedia di toko bahan makanan sehat, supermarket besar, dan situs jual beli online dengan harga 5 dollar atau sekitar 71 ribu rupiah per botol ukuran 375 ml.
(adr/odi)