Seperti diberitakan Huffington Post (31/08/15), para peneliti di Harvard School of Public Health menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi makanan tinggi lignan cenderung mengalami penurunan berat badan dan dapat mempertahankannya dibandingkan wanita yang tidak mengonsumsi makanan tinggi lignan seperti flaxseed dan wijen.
Dalam studi ini para peneliti menganalisis data dari sekitar 1000 wanita yang memberikan sampel urinnya di awal penelitian. Setelah 10 tahun, sampel ini diuji untuk melihat senyawa bernama enterodiol dan enterolactone. Kedua senyawa terbentuk ketika bakteri dalam usus memecah lignan dalam makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kandungan lignan yang tinggi juga berhubungan dengan kenaikan berat badan lebih sedikit dari waktu ke waktu. Tiap tahun, wanita dengan kadar enterodiol tinggi di urin mereka mengalami kenaikan berat badan 0.27 kg lebih sedikit dibanding mereka yang kadar enterodiolnya rendah.
“Hasil penelitian kami menunjukkan ekskresi urin yang lebih tinggi dari metabolit lignan, terutama enterodiol, berhubungan dengan kenaikan berat badan yang lebih lambat,” ujar seorang peneliti.
Peneliti menambahkan belum diketahui pasti bagaimana lignan dapat memperlambat kenaikan berat badan. Namun lignan memiliki struktur mirip thehormone estrogen dan mungkin mempengaruhi berat badan dengan cara mengikat reseptor estrogen.
“Penelitian ini hanya melihat kadar lignan dalam urin di satu titik waktu. Penelitian selanjutnya perlu mengukur kadar lignan lebih dari satu kali dan melibatkan partisipan dengan karakteristik berbeda seperti laki-laki atau wanita dari etnis berbeda,” pungkas peneliti.
(adr/odi)