Seperti dilansir dari Daily Mail (30/07/15), penelitian New Scientist mengungkapkan buah dan sayur yang kini populer umumnya terasa lebih manis. Sebagai contoh, 30 tahun lalu grapefruit asal Florida dengan cita rasa pahit lebih populer dibanding grapefruit merah dan pink.
Kini kepopuleran grapefruit putih terkalahkan dengan dua varian grapefruit lain yang lebih manis. Padahal kandungan senyawa pahit (fitonutrien) pada grapefruit putih dapat menyehatkan sistem kardiovaskular.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara ilmiah manusia sebenarnya telah berevolusi untuk waspada pada makanan pahit. Ini karena rasa pahit diasosiasikan dengan racun. Rasa pahit pada buah dan sayur pun sebenarnya merupakan senyawa racun alami yang diproduksi untuk mencegah serangan hama.
Namun ini tidak berbahaya bagi kesehatan. Adam Drewnowski selaku epidemiolog di Universitas Washington, Seattle menjelaskan "Alasan mengapa fitonutrien bersifat anti kanker adalah senyawa ini dapat menghancurkan sel berbahaya. Jadi, fitonutrien menyehatkan karena mereka beracun."
Hilangnya fitonutrien dalam buah dan sayur justru membuat nilai gizi keduanya berkurang. "Ini seperti meminum sekaleng soda yang mengandung 0 kalori. Anda memakan buah dan sayur untuk kesehatan tapi ternyata keduanya tidak benar-benar menyehatkan," ujar ilmuwan molekular di Universitas Johns Hopkins, Jed Fahey.
Ribuan jenis fitonutrien telah ditemukan. Pada grapefruit, senyawa pahit bernama naringin terbukti bersifat anti-inflamasi. Senyawa pahit quercetin yang terdapat pada teh hijau, brokoli, dan red wine juga efektif mencegah kanker paru.
Survei lain mengungkapkan senyawa pahit sinigrin pada brussel sprouts, kembang kol, kubis, dan kale memiliki kandungan anti kanker.
Senyawa pahit lainnya bisa ditemukan pada kentang dengan nama solanine dan tomat dengan nama tomatine. Sementara itu, tiap buah dan sayur memiliki senyawa pahit dalam jumlah bervariasi.
(adr/odi)