Peneliti menemukan zat bernama xanthohumol (Xn) yang setipe dengan flavonoid di dalam bir. Zat ini melindungi kerja otak. Peneliti mengujicobakan pada seekor tikus yang masih muda. Mereka memberikan hampir setara 2.000 liter bir. Hasilnya menunjukkan bahwa tikus tersebut tidak terkena radikal bebas tetapi juga menurunkan risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson, dan juga melindungi otak dari kerusakan sel.
Journal of Agricultural and Food Chemistry, badan yang mengusung penelitian ini memulai riset mereka dengan teori bahwa penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson awalnya didapat karena kerusakan oksidatif pada otak. Jadi, tugas para peneliti adalah untuk menemukan zat atau senyawa yang dapat menjaga sel-sel ini dari kerusakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lima ilmuwan yang ambil bagian dari penelitian ini pun masih terus menyelidiki sistem kerja dan efek dari zat xanthulomol ini. Mereka juga masih terus bereksperimen dengan tikus muda dan juga tikus yang lebih tua. Karena ternyata hal ini tidak mempunyai dampak yang sama. Selain itu, mereka juga percaya bahwa bir bukan satu-satunya sumber xanthulomol. Mereka sedang meneliti red wine, blueberry, dan dark chocolate.
Jadi, berapa banyak kita harus mengonsumsi bir untuk menjaga sel otak? Menurut peneliti, yang paling penting adalah keseimbangan. Artinya dalam takaran moderat. Karena hal ini juga dapat berakibat buruk untuk kesehatan. Para peneliti punya solusi yang lebih baik. Caranya dengan mengonsumsi makanan yang mengandung bir saja. Jadi, Anda tak perlu sampai mabuk karena ingin mendapatkan efek positif zat xanthulomol ini.
(msa/odi)