Beragam diet instan ditawarkan, mulai dari diet detoks, Paleo hingga Mayo. Diet populer ini menjanjikan penurunan berat badan secara drastis. Sebelum mengikuti diet penurunan berat badan, Ada baiknya ketahui darimana asalnya dan bagaimana efek sampingnya.
Mendengar kata 'Diet Mayo' sudah pasti kita akan teringat pada Mayo Clinic. Sayangnya, diet yang sedang populer di masyarakat muda Indonesia ini bukan diadopsi dari Diet Mayo Clinic, hanya saja namanya yang mirip.
Diet Mayo Clinic lebih menekankan kepada prinsip untuk merubah kebiasaan pola hidup sehat ke arah yang lebih baik dengan menjalankan 5 kebiasaan baik dan membuang 5 kebiasaan buruk. Tapi, diet Mayo yang populer adalah Diet Mayo 13 hari tanpa garam.
Diet Mayo dalam 13 hari ini dipercaya dapat mengurangi sekitar 6-8 Kg. Jelas saja, karena diet ini tidak membolehkan konsumsi garam sehingga cairan yang ada di dalam tubuh tidak diikat alias keluar. Padahal penurunan berat badan yang normal adalah sekitar 3-5% dari berat badan per bulan.
Sodium merupakan elektrolit yang dibutuhkan tubuh agar berfungsi normal, salah satunya adalah dengan meregulasi cairan tubuh. Apabila terlalu lama membatasi mineral yang penting maka tubuh secara otomatis akan mengganggu fungsinya secara keseluruhan.
Selain air, tubuh juga dapat menyimpan karbohidrat dalam bentuk glikogen. “Dalam 1 gr glikogen akan mengikat air kurang lebih sekitar 3 ml dalam tubuh. Sehingga jika kita mengurangi konsumsi karbohidrat seperti nasi putih maka berat badan akan turun karena rendahnya cadangan glikogen. Tapi akan naik kembali saat Anda mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat.” jelas Jansen kepada Detikfood (06/01/2015).
(lus/odi)