Sebelum dikonsumsi, biji cokelat harus diproses sehingga rasanya lebih enak. Sayangnya proses pemasakan tersebut dianggap tidak sehat. Masyarakat dunia pun mulai mengonsumsi cokelat mentah.
Beberapa produsen cokelat di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia baru- baru ini banyak mengabaikan langkah pemanggangan biji kakao. Mereka menyatakan penanam cokelat di Afrika dan Amerika Selatan hanya menjemur biji kakao di sinar matahari dan membiarkannya kering secara alami. Produk tersebut yang dinamai ‘cokelat mentah’.
Perusahaan tersebut mengklaim cokelat yang tidak terpapar temperatur oven masih lebih kaya akan zat besi, magnesium, dan vitamin C sama halnya seperti sayuran yang tidak dimasak. Selain itu cokelat mentah juga lebih tinggi kandungan antioksidan dibanding yang dipamggang seperti yang terjadi pada banyak produk cokelat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kris McGowan selaku pengelola Raw Chocolate menyatakan selama 10 tahun ini masyarakat mulai terlibat pada proses pemasakan makanan dan minuman. Produk cokelat mentah ini dianggap menjadi langkah untuk meraih hidup sehat.
“Penelitian mengenai cokelat mentah masih dalam tahap terlalu awal. Sehingga cokelat mentah masih belum bisa disebut sebagai superfood. Kami harus menggalinya lagi, termasuk tingkat setiap komponen di dalamnya,” tutur Martin Schweizer, Profesor Biochemestry di Heriot-Watt University.
Karena tak melalui proses pemanggangan menggunakan mesin, cokelat mentah mempunyai rasa lebih alami. Tapi, ada kekhawatiran jika biji kakao tidak dipanaskan pada suhu 150 derajat bisa meningkatkan produksi bakteria seperti salmonella.
Saat ini penjualan cokelat mentah masih dalam proporsi kecil di Inggris. Tahun lalu, penjualan cokelat hanya senilai 2,5 milliar pound. Walaupun beberapa supermarket besar Inggris sudah mulai menjual produk cokelat mentah.
(dni/odi)