Selain beragam minuman dingin dan hangat, kue-kue manis dan jajanan, kurma selalu hadir sebagai pembatal puasa. Takjil ini sudah jadi trasisi puasa umat muslim di seluruh dunia. Bukan tanpa alasan Rasullulah menganjurkan untuk menyantap buah ini.
Meski sudah dikenal ribuan tahun silam, kebiasaan mengonsumsi buah kurma segar sudah dijalani masyarakat Timur Tengah. Selain buah ini melimpah dan mudah didapat ternyata juga ada alasan dari segi nutrisi.
Dalam hadits riwayat Shahih Al-Bukhari disebutkan barang siapa yang makan pagi dengan tujuh butir kurma Ajwa, maka ia akan terhindar dari sihir dan racun. Nabi Muhammad SAW menganjurkan untuk memakan buah kurma dalam jumlah ganjil terutama saat berpuasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kurma itu tinggi karbohidrat dengan jenis yang mempunyai indeks glikemik yang tinggi sehingga bisa meningkatkan gula darah. Menjelang maghrib pastinya kadar gula darah seseorang sudah sangat rendah karena itu cocok mengonsumsi makanan manis seperti kurma,” tutur Dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK selaku Ketua Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi saat dihubungi DetikFood (08/07/2014).
Sebagian besar energi dalam tubuh masih berasal dari karbohidrat. Karena itu setelah 14 jam berpuasa tubuh butuh pengganti energi agar tidak lemas. Kurma juga kaya akan serat dan kalium. Serat baik untuk pencernaan sementara kalium baik untuk menggantikan elektrolit tubuh.
Selain sebagai sumber energi, kurma juga kaya akan vitamin. Kalsium dan seleniyum di dalamnya bisa menguatkan tulang serta mencegah osteoporosis. Menurut studi tahun 2002, sulfur organik dalam kurma juga bisa meredakan alergi SAR (Seasonal Allergic Rhinitis).
(dni/odi)