Gadis berusia 17 tahun ini menjauhi banyak makanan sejak kecil, meski ibunya yang bernama Yvonne telah berusaha semaksimal mungkin. Yvonne telah mencoba segala cara untuk membujuk putrinya mengikuti berbagai perbaikan pola makan, termasuk terapi, tapi tak ada satupun yang berhasil.
Makanan lain selain spaghetti kalengan yang bisa dikonsumsi Frost hanyalah keripik kentang, roti, keju dan kue bolu. Bahkan makanan ini pun harus dari merek dan jenis tertentu. Spaghetti kalengan haruslah merek Heinz, roti dari Warburton, dan keju Lancashire dari supermarket Morrinsons.
Namun meski konsumsi makanan tinggi lemak, gula dan sarat karbohidrat tapi badan Frost tetap langsing dengan pakaian ukuran delapan.
“Jika seseorang menaruh sesuatu di depan saya dan saya tahu itu tidak benar, hal ini akan membuat saya cemas dan takut untuk memakannya. Bahkan makanan yang biasa saya makan juga harus benar. Seperti keripik kentang, saya tidak bisa makan sembarang keripik kentang,” ucap Frost seperti diberitakan Daily Mail (17/03/2014).
Menurut Frost, hal itu telah menempatkannya dalam beberapa situasi sulit saat sedang pergi dengan teman-teman karena kebanyakan mereka tidak tahu seberapa buruk fobianya.
Yvonne menduga fobia anaknya berawal saat Frost masih bayi dan dia berusaha menyusui Frost meskipun payudaranya tidak memproduksi susu sama sekali. Akibatnya berat badan Frost turun selama lima minggu, sebelum ibu dari Yvonne memberitahukannya untuk menyusui Frost menggunakan botol.
“Saya merasa bertanggung jawab membuat bayi saya kelaparan, sehingga saya membiarkan dia memakan apa yang diinginkannya. Dokter memberitahukan jika saya menaruh makanan di depan anak saya, dia akan merasa cukup lapar untuk makan. Namun saya tak mau melakukannya, setelah sebelumnya pernah membuat dia kelaparan,” tutur Yvonne.
Yvonne menambahkan bahwa dia sudah mencoba segala cara untuk menghilangkan fobia makanan pada Frost. Bahkan Frost pernah menjalani terapi perilaku kognitif. Akan tetapi setelah setahun mencobanya, satu-satunya kemajuan yang dibuatnya hanyalah mencoba sepotong wortel mentah dan Frost masih tidak menyukainya.
Pola makan tidak sehat telah memberi efek merugikan pada kesehatan Frost. Dia merasa lelah sepanjang waktu dan jumlah zat besinya rendah. Baik Yvonne maupun Frost merasa khawatir dengan asupan makanan harian tersebut. Ada kalanya mereka melewati fase dimana Frost berusaha keras mengonsumsi makanan normal lebih banyak, namun kemudian kembali lagi ke titik awal saat menyadari bahwa Frost tidak akan pernah berubah.
Sarah Hanratty, ahli gizi, mengatakan bahwa pola makan Frost rendah akan mikronutrien penting dan tinggi karbohidrat olahan.
“Dalam jangka panjang, pola makan seperti ini dapat menyebabkan resistensi insulin yang memungkinan terjadinya diabetes dan obesitas,” jelas Hanratty.
(dni/odi)