Gula dan Karbohidrat Lebih Berbahaya daripada Makanan Berlemak

ADVERTISEMENT

Gula dan Karbohidrat Lebih Berbahaya daripada Makanan Berlemak

- detikFood
Senin, 10 Mar 2014 10:44 WIB
Foto: Thinkstock
Jakarta - Mereka yang punya kolesterol darah tinggi dan gangguan jantung umumnya dianjurkan untuk diet rendah lemak. Padahal konsumsi gula dan karbohidrat lebih berbahaya buat mereka dibandingkan makanan tinggi lemak.

Ilmuwan peneliti penyakit jantung Amerika, Dr James DiNicolantonio berpendapat bahwa diet rendah lemak jenuh tidak mencegah penyakit jantung atau membuat lebih sehat. Menurutnya cara terbaik menghindari masalah jantung adalah diet rendah karbohidrat olahan, gula dan makanan olahan.

Dr .DiNicolantonio menganjurkan peringatan konsumsi gula yang kini lebih banyak terdapat dalam makanan sehari-hari lebih ditonjolkan. “Perubahan dalam rekomendasi ini sangat diperlukan karena berisiko pad akesehatan masyarakat,” tegas Dr DiNicolantonio seperti dikutip dari Express (06/03/2014).

Pendapat Dr DiNicolantonio senada dengan rekomendasi baru dari World Health Organisation yang menganjurkan. orang dewasa juga harus membagi asupan gula menjadi 6 sendok teh sehari agar terhindar dari obesitas dan penyakit serius lainnya.

Ahli jantung Inggris, Dr Aseem Malhotra, mengatakan masyarakat bisa secara efektif melindungi diri dari penyakit jantung dengan mengonsumsi mentega, susu dan keju dalam jumlah sedang dan mengadopsi diet Mediterania.

Dia menambahkan bahwa obsesi terhadap diet rendah lemak memiliki peningkatan secara paradoks terhadap risiko penyakit jantung. Diet dengan tinggi lemak jenuh dapat tiga kali lebih efektif dalam menurunkan kolesterol.

Dr DiNicolantonio juga menyebutkan bahwa tidak ada bukti meyakinkan bahwa diet rendah lemak memiliki efek positif. Literatur menujukkan kurangnya efek (baik atau buruk) yang muncul dari pengurangan asupan lemak.

Dalam jurnal Open Heart, Dr DiNicolantonio menuliskan bahwa gagasan lemak dapat menyebabkan penyakit jantung didasarkan dari hasil studi di tahun 1950 yang menurutnya membuat banyak orang salah mengikuti diet selama berpuluh tahun.

Pada tahun 1977, studi Dietary Goals For American mengusulkan peningkatan konsumsi karbohidrat dan pengurangan lemak jenuh dan kolesterol. Para ahli percaya hal ini dapat mengurangi obesitas dan diabetes, dan ternyata malah terjadi sebaliknya menurut Dr DiNicolantonio dan Dr Malhotra.

Namun Professor Tom Sanders, kepala ilmu diabetes dan gizi di School of Medicine King’s College London menyarankan untuk menjauhi produk daging berlemak, memilih produk olahan susu rendah lemak. Tidak mengonsumsi makanan dengan lemak jenuh dan gula seperti cake, biskuit, atau puding. Menurutnya, lebih baik pilih makanan mengandung minyak tak jenuh seperti kacang, ikan dan minyak sayur.




(dni/odi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT