Situs The Salt (12/02/2014) merangkum dua penelitian yang menyimpulkan bahwa konsumsi olahan susu full fat justru berkaitan dengan berkurangnya lemak tubuh.
Penelitian pertama dimuat di Scandinavian Journal of Primary Health Care. Disebutkan, pria paruh baya yang mengonsumsi susu, mentega, dan krim tinggi lemak risikonya menjadi obesitas dalam periode 12 tahun jauh lebih rendah daripada pria yang tak pernah atau jarang mengonsumsi olahan susu tinggi lemak.
Studi berikutnya yang dimuat di European Journal of Nutrition adalah metaanalisis dari 16 studi observasi. Ada hipotesis bahwa olahan susu tinggi lemak menyebabkan obesitas dan risiko penyakit jantung.
Namun, para peneliti justru menemukan bahwa di kebanyakan studi, olahan susu tinggi lemak berkaitan dengan menurunnya risiko obesitas.
"Kami terus menemukan data bahwa konsumsi olahan susu tinggi lemak berkaitan dengan berkurangnya lemak tubuh," kata Greg Miller, executive vice president National Dairy Council.
Selain itu, penelitian terhadap anak-anak di Archives Of Diseases in Childhood tahun lalu menyimpulkan bahwa konsumsi susu rendah lemak berhubungan dengan kenaikan berat badan seiring waktu.
Belum ada penjelasan resmi terkait fenomena ini. Beberapa pihak menduga, tingginya kadar lemak dalam produk susu full fat membuat kita merasa lebih cepat kenyang. Akibatnya, kita makan lebih sedikit.
Adapula penjelasan yang lebih rumit. "Mungkin ada zat bioaktif dalam lemak susu yang mengubah metabolisme kita sehingga membantu kita menggunakan lemak dan membakarnya untuk energi, bukan menyimpannya di tubuh," Miller menduga.
Selain terbukti menurunkan kadar lemak dalam tubuh, susu full fat organik juga mengandung asam lemak omega-3 yang baik bagi tubuh.
(fit/odi)

KIRIM RESEP
KIRIM PENGALAMAN