Banyak penelitian mengaitkan gorengan dengan obesitas, serangan jantung, dan diabetes. Namun, seperti dilansir Time (24/09/13), sebuah studi jangka panjang terhadap lebih dari 40.000 orang dewasa di Spanyol mematahkan hal ini.
Peneliti menemukan bahwa peserta yang memakan gorengan paling banyak tak berisiko lebih tinggi terserang penyakit jantung maupun mengalami kematian dini. Studi lain yang melibatkan wanita obesitas bahkan menemukan efek menguntungkan gorengan terhadap kadar insulin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta di riset Spanyol tadi kebanyakan menggunakan minyak zaitun dan bunga matahari. Sementara itu, penelitian terhadap wanita obesitas tersebut memakai minyak zaitun extra-virgin. Peneliti di riset lain kemungkinan menggunakan bahan untuk menggoreng yang mudah terpecah menjadi lemak trans berbahaya.
Selain faktor tersebut, sehat atau tidaknya gorengan bisa dipengaruhi teknik menggoreng (deep-fry atau pan-fry), apakah minyaknya dipakai berulang kali, dan seberapa banyak garam yang ditambahkan.
Pada akhirnya, pola makan secara keseluruhanlah yang paling berpengaruh. Gorengan yang paling menyehatkan sekalipun jika dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang didominasi makanan olahan dan cepat saji jadi tak memberikan kebaikan apa-apa. Sebaliknya, gorengan paling berminyakpun jadi tak berbahaya jika disantap sesekali dan diimbangi pola makan yang menyehatkan.
(dni/odi)