Kafein adalah zat psikoaktif yang paling banyak digunakan di dunia. Penggunaannyapun meningkat di kalangan anak-anak. Meski dianggap aman, kebanyakan data empiris terhadap efek kafein hanya berdasarkan penelitian terhadap orang dewasa.
Jennifer Temple, PhD dan timnya dari University of Buffalo, Amerika Serikat mencari tahu efek kafein terhadap anak dan remaja. Mereka melibatkan 96 anak dan remaja dan mengukur perbedaan perkembangan pubertas dan gender mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dibanding laki-laki, anak dan remaja perempuan lebih banyak menjawab benar pada tes waktu reaksi dan warna-kata. Mereka juga mengalami perbedaan siklus menstruasi. Menurut Temple, inilah studi pertama terkait perbedaan seks pada anak dan remaja dalam merespon kafein, baik dalam tugas kognitif maupun siklus menstruasi anak perempuan.
"Jika kita melihat kafein sebagai contoh obat terlarang, pria dan wanita menanggapi secara berbeda karena hormon steroid yang beredar," ujarnya, seperti dilansir Times of India (23/04/13). Menurutnya, temuan yang dibiayai oleh National Institute on Drug Abuse ini dapat membantu pengembangan penyembuhan kecanduan obat berdasarkan gender.
Penelitian yang dilakukan Temple sebelumnya menunjukkan bahwa dosis kafein berbeda berefek terhadap fisiologis, mood, dan asupan energi pada remaja. Remaja pria juga tampak lebih sensitif terhadap efek kafein dibanding remaja wanita.
(fit/odi)